「若有人問:『汝誰種姓?』,當答彼言:『我是沙門釋種子也。』亦可自稱:『我是沙門種,親從口生,從法化生,現得清淨,後亦清淨。』所以者何?“大梵”名者,即如來號;如來為世間眼,為世間智,為世間法,為世間梵,為世間法輪,為世間甘露,為世間法主。」
“Jikalau ada orang bertanya: ‘Kamu klan atau kasta apa?’, maka hendaklah kamu menjawab: ‘Kami adalah śramaṇa, putra-putra Ia dari klan Śākya.’ Juga boleh kamu menyebut diri: ‘Kami adalah juriat sang Śramaṇa, dilahirkan langsung dari mulut-Nya, lahir dari transformasi Dharma, kini beroleh kemurnian, kelak pun juga murni.’ Mengapa demikian? Istilah Mahā Brahmā ialah gelar Tathāgata; Tathāgata ialah mata bagi dunia, Pemahaman bagi dunia, Dharma bagi dunia, Brahmā bagi dunia, roda Dharma bagi dunia, amerta bagi dunia, yang empunya Dharma dunia ini.”
—— *Cūlla Nidāna Sūtra 《小緣經》
(‘Sūtra Kecil tentang Kausalitas’)
(‘Sūtra Kecil tentang Kausalitas’)
※
Membalas klaim kasta brāhmaṇa bahwa para brāhmaṇa dilahirkan langsung oleh Brahmā, lahir dari Brahmā (=Brahman?), pada petikan di atas Buddha mengajari Vāsiṣṭha dan Bhāradvāja untuk menjawab bahwa mereka śramaṇa yang dilahirkan langsung oleh Buddha, lahir dari Dharma. Petikan ini bersumber dari padanan Aggañña Sutta versi Dharmaguptaka, yang ditempatkan sebagai sūtra ke-5 Dīrgha Āgama (T. vol. 1, № 1 hlm. 37b). Menurut versi Sarvāstivāda, yang ditempatkan sebagai sūtra ke-154 Madhyama Āgama (T. vol. 1, № 26 hlm. 674a), jawaban yang diajarkan kepada Vāsiṣṭha dan Bhāradvāja hanya meniru klaim para brāhmaṇa: “Kami [pun] brāhmaṇa, putra-putra Brahmā, dilahirkan dari mulutnya, ditransformasikan oleh Brahmā demi Brahmā” (我等梵志是梵天子,從彼口生,梵梵所化), tetapi dengan catatan bahwa Brahmā adalah gelar sang Tathāgata sendiri.
Gelar-gelar unik, yang berlainan pada setiap versi, selanjutnya ditambahkan lagi masing-masing. Versi Pāli memerikan daftar: Dhammakāya, Brahmakāya, Dhammabhūta, Brahmabhūta. Penyebutan Tathāgata sebagai Dhammakāya (‘tubuh Dharma’) adalah yang paling menarik, mengingatkan kita pada posting terdahulu bahwa Buddha merupakan pertubuhan dari sempurnanya kualitas-kualitas Dharma — Śīla, Samādhi, Prajñā, Vimukti, dan Vimukti-jñāna-darśana. Dengan mengajarkan Dharma (Latihan Berunsur Tiga), Buddha berusaha menghantarkan semua makhluk kepada Dharma (kualitas-kualitas sempurna, yakni Nirvāṇa, yang merupakan tubuh-Nya).
Ketimbang menyelenggarakan upacara-upacara kurban seperti para brāhmaṇa, Buddhisme, sebagai sebuah tradisi śramaṇa, lebih mengutamakan kebajikan personal untuk mencapai Pembebasan. Hal ini terlihat dalam praktik Latihan Berunsur Tiga, yang diawali Śīla. Dengan menerima Śīla, benih tubuh Dharma sesungguhnya ditanamkan dalam diri seseorang; ia diinisiasi ke dalam tubuh Dharma. Oleh karena itu, siswa-siswi Buddhis yang menerima Śīla dikatakan ‘lahir dari Dharma’ (dharmaja).
Menerima Śīla berarti pula meneruskan juriat Buddha. Bagaimana bisa kita mengaku sebagai putra seseorang jikalau kita tidak memiliki DNA yang sama dengannya dalam diri kita? Begitu pula bagaimana bisa kita mengaku sebagai putra-putra Jina jikalau kita tidak memiliki substansi Śīla yang sama dengan-Nya dalam diri kita?
Sayangnya banyak orang yang mengambil Śīla, tetapi tidak memperoleh substansi Śīla karena tidak yakin dan tidak mengerti apa yang mereka ambil. Mereka mengambil Śīla demi status sosial belaka (agar sah dianggap sebagai upāsaka atau bhikṣu di mata masyarakat), dan hanya secara eksternal saja kelihatan Buddhis. Meskipun mungkin melaksanakan “śīla” layaknya Buddhis dan memperoleh sedikit manfaat dengan menerapkan ajaran Buddha, mereka ibarat orang yang melakukan operasi plastik agar wajahnya terlihat mirip dengan orang yang mereka aku sebagai bapa. Namun, sampai kapan pun mereka tetap bukan anaknya sebab tidak memiliki DNA yang sama dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar