- 觀行忍第一 佛說泥洹最
捨罪作沙門 無嬈害於彼
Di antara praktik pertapaan, kesabaranlah yang terutama.
Buddha bersabda: “Nirvāṇa-lah yang tertinggi.”
Ia yang meninggalkan kejahatan dan menjadi śramaṇa
tidak seharusnya menindas atau mencelakaï [makhluk] lain.
—— Kitab Pepatah Dharma
(lihat posting sebelumnya)
(lihat posting sebelumnya)
※
Sebagai sebuah tradisi śramaṇa, Buddhisme pun menekankan tanpa-kekejaman (ahiṃsā) dalam disiplinnya. Apakah hakikat dari segala disiplin Buddhis sesungguhnya? Dalam Intisari Laütan Vinaya Je Tsongkhapa mengatakan: “Meninggalkan tindakan menyakiti makhluk lain dan segala dasarnya, dengan dilandasi semangat pertolakan [dari saṃsāra].” Meninggalkan tindakan menyakiti makhluk lain (atau, dengan kata lain, mengembangkan kasih–sayang) merupakan hakikat bukan hanya Śīla-Śīla, tetapi bahkan dari Tiga Perlindungan.
Semenjak seseorang yang yakin memutuskan pergi berlindung kepada Triratna (meski tidak mengambil Śīla apa pun), ia sudah diharapkan mengembangkan kasih–sayang. Hal ini bisa kita lihat pada syair di jilid 8 Mahāparinirvāṇa Sūtra 《大般涅槃經》 (T. vol. 12, № 374 hlm. 409c) yang sangat terkenal dan menjadi dasar bagi maksim populer dalam Buddhisme Tibet:
歸依於佛者 真名優婆塞
終不更歸依 其餘諸天神
歸依於法者 則離於殺害
歸依聖僧者 不求於外道
如是歸三寶 則得無所畏
Seseorang yang berlindung kepada Buddha
sejatilah bernama upāsaka;
selamanya tidak lagi ia berlindung
kepada para dewa atau roh-roh lainnya.
Seseorang yang berlindung kepada Dharma
akanlah meninggalkan pembunuhan dan pencelakaan [makhluk lain].
Seseorang yang berlindung kepada Saṅgha
tidaklah mencari [nasihat spiritual] kepada non-Buddhis.
Demikianlah ia yang berlindung kepada Triratna
akan mendapat ketanpagentaran.
Yang lebih populer dalam Buddhisme Tiongkok, berdasarkan Upāsaka Śīla Sūtra (lihat di sini), akan tetapi adalah menyambung setelah berlindung kepada Dharma “seseorang tidak lagi berlindung kepada ajaran-ajaran/kitab suci non-Buddhis”. Meninggalkan tindakan menyakiti makhluk lain bukannya tidak dikenali sūtra yang sama, yang justru menyatakan “jika seseorang tidak memiliki belaskasih dalam hatinya terhadap makhluk lain, maka orang semacam ini tidak memperoleh Tiga Perlindungan” (lihat di sini).
Sehubungan dengan pelaksanaan Śīla-Śīla Buddhis (Prātimokṣa Saṃvara), penerapan kasih–sayang dapat dimengerti dalam beberapa tataran tergantung motivasinya. Menerapkan kasih–sayang berarti mengulurkan pertolongan kepada makhluk hidup. Pertolongan yang terbesar adalah dengan menghantarkan mereka kepada Kebuddhaan. Jikalau kita belum mampu menolong besar-besaran, minimal kita menolong kecil-kecilan dengan tidak menyakiti makhluk lain sebab mereka pun menyayangi hidupnya sendiri.
Menyakiti makhluk lain tidak cuma berarti membunuh. Tindakan-tindakan seperti: mencuri, memperkosa, membohongi, juga termasuk menyakiti makhluk lain. Oleh karena itu, apabila kita melaksanakan lima śīla dasar Buddhisme dengan menerapkan kasih–sayang, kita akan menjauhkan makhluk lain dari kesakitan fisik maupun mental — ketakutan, kekhawatiran, rasa terancam atau tidak aman. Dengan kita berpantang membunuh, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan dicelakaï fisik atau nyawanya. Dengan kita berpantang mencuri, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan kehilangan miliknya. Dengan kita berpantang berzinah, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan kehilangan kehormatannya. Dengan kita berpantang berdusta, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan tertipu. Dengan kita berpantang meminum minuman-keras, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan diamuk orang mabuk.
Maka dalam bab XIV Upāsaka Śīla Sūtra 《優婆塞戒經・受戒品》 (T. vol. 24, № 1488 hlm. 1048a), sebelum mentransmisikan Upāsaka Śīla, guru pembimbing hendaknya menanyaï kandidat penerima:
Karena ruang lingkup Śīla meliputi seluruh Dharmadhātu (lihat di sini), pada saat melaksanakan Lima Śīla dengan menerapkan kasih–sayang, kita juga telah berderma ketidaktakutan yang meliputi seluruh Dharmadhātu. Berbeda dengan orang yang tidak berada di bawah disiplin, karena kita memiliki substansi Śīla (saṃvara avijñapti), maka pendermaan tersebut terus terjadi dari momen ke momen, sehingga menghasilkan jasa yang besar (lihat di sini). Bab XXII Upāsaka Śīla Sūtra 《優婆塞戒經・五戒品》 (T. vol. 24, № 1488 hlm. 1064a) menyatakan:
Menyakiti makhluk lain tidak cuma berarti membunuh. Tindakan-tindakan seperti: mencuri, memperkosa, membohongi, juga termasuk menyakiti makhluk lain. Oleh karena itu, apabila kita melaksanakan lima śīla dasar Buddhisme dengan menerapkan kasih–sayang, kita akan menjauhkan makhluk lain dari kesakitan fisik maupun mental — ketakutan, kekhawatiran, rasa terancam atau tidak aman. Dengan kita berpantang membunuh, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan dicelakaï fisik atau nyawanya. Dengan kita berpantang mencuri, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan kehilangan miliknya. Dengan kita berpantang berzinah, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan kehilangan kehormatannya. Dengan kita berpantang berdusta, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan tertipu. Dengan kita berpantang meminum minuman-keras, semua makhluk yang kita temui tidak takut akan diamuk orang mabuk.
Maka dalam bab XIV Upāsaka Śīla Sūtra 《優婆塞戒經・受戒品》 (T. vol. 24, № 1488 hlm. 1048a), sebelum mentransmisikan Upāsaka Śīla, guru pembimbing hendaknya menanyaï kandidat penerima:
『善男子。優婆塞戒極為甚難。若人歸依於三寶者,是人則為施諸眾生無怖畏已。若人能施無怖畏者,是人則得優婆塞戒,乃至阿耨多羅三藐三菩提。汝能如是施諸眾生無怖畏不?』
‘Putra berbudi, Upāsaka Śīla ini benar-benar teramat sukar. Jikalau seseorang pergi berlindung kepada Triratna, orang tersebut akanlah sudah mendermaï semua makhluk ketidaktakutan. Jikalau seseorang mampu berderma ketidaktakutan (abhaya dāna), orang tersebut akanlah mendapat Upāsaka Śīla, hingga Anuttara Samyak-saṃbodhi. Sanggupkah engkau sedemikian mendermaï semua makhluk ketidaktakutan?’
Karena ruang lingkup Śīla meliputi seluruh Dharmadhātu (lihat di sini), pada saat melaksanakan Lima Śīla dengan menerapkan kasih–sayang, kita juga telah berderma ketidaktakutan yang meliputi seluruh Dharmadhātu. Berbeda dengan orang yang tidak berada di bawah disiplin, karena kita memiliki substansi Śīla (saṃvara avijñapti), maka pendermaan tersebut terus terjadi dari momen ke momen, sehingga menghasilkan jasa yang besar (lihat di sini). Bab XXII Upāsaka Śīla Sūtra 《優婆塞戒經・五戒品》 (T. vol. 24, № 1488 hlm. 1064a) menyatakan:
「善男子。一切施中,施無怖畏最為第一。是故!我說五大施者,即是五戒,如是五戒能令眾生離五怖畏。是五種施易可修行,自在無礙,不失財物,然得無量・無邊福德。離是五施,不能獲得須陀洹果,乃至得阿耨多羅三藐三菩提。」
“Putra berbudi, di antara segala derma, mendermakan ketidaktakutan merupakan yang tertinggi. Karenanya apa yang Kusebut lima derma besar (pañca mahādāna) — yakni lima śīla — demikianlah kelima śīla ini mampu meninggalkan makhluk hidup dari lima ketakutan! Lima jenis derma ini mudah dikembangkan, merdeka [dikerjakan] tanpa hambatan, tidak menghabiskan harta benda, tetapi akan mendapatkan jasa-jasa yang tiada terukur, tiada bertepi. Tercerai dari kelima derma ini, takkan sangguplah seseorang memperoleh Buah Srotāpatti, hingga Anuttara Samyak-saṃbodhi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar