Powered by Administrator

Translate

Selasa, 01 Februari 2022

AVAVĀDA PRĀTIMOKṢA

  1. 觀行忍第一  佛說泥洹最
    捨罪作沙門  無嬈害於彼

    Di antara praktik pertapaan, kesabaranlah yang terutama.
    Buddha bersabda: “Nirvāṇa-lah yang tertinggi.”
    Ia yang meninggalkan kejahatan dan menjadi śramaṇa
    tidak seharusnya menindas atau mencelakaï [makhluk] lain.¹

  2. 不嬈亦不惱  如戒一切持
    少食捨身貪  有行幽隱處
    意諦以有黠  是能奉佛教

    Tidak menindas, tidak mengganggu,
    sesuai prātimokṣa segala [aturan] dipegang,
    makan secukupnya dan melepaskan diri dari kerakusan,
    berpraktik di tempat sunyi yang pingit,
    batin dijajaki dengan berkebijaksanaan²
    — inilah yang dapat disebut menjunjung ajaran Buddha.

  3. 諸惡莫作  諸善奉行
    自淨其意  是諸佛教

    Segala kejahatan janganlah dilakukan,
    segala kebaikan laksanakanlah,
    murnikan sendiri batinmu itu
    — inilah ajaran para Buddha.

—— Kitab Pepatah Dharma bab XXII, “Tentang Buddha”
《法句經・述佛品第二十二》
(T. vol. 4, № 210 hlm. 567a–b)



Mengenaï sejarah Kitab Pepatah Dharma lihat di sini.






CATATAN:

¹ Bait ini muncul kembali dengan perkalimatan berbeda sebagai bait pertama di bab XXXVI, “Nirvāṇa” 〈泥洹品〉 — salah satu dari bab-bab terjemahan Chih-chien belakangan (dari Dharmapada versi 700-an) yang ditambahkan ke versi 500-an yang telah diterjemahkan sebelumnya. Apabila keduanya kita perbandingkan, jelaslah bahwa terjadi salah-salin berabad-abad pada baris ketiga di sini, di mana 捨罪 (‘meninggalkan kejahatan’) seharusnya 捨家 (‘meninggalkan rumahtangga’).

² Demikian pula 以有黠 (‘dengan berkebijaksanaan’) sepertinya merupakan salah-salin untuk 以有結 (‘dengan penautan [saṃyoga]’).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar