Powered by Administrator

Translate

Senin, 08 Agustus 2016

Sebuah Pretavastu dalam Tripiṭaka Tionghoa

Kisah-kisah setan kelaparan (Pretavastu) membentuk genre kesusastraan Buddhis tersendiri yang, dalam kanon berbagai mazhab, biasanya dimasukkan di Kṣudraka Āgama (āgama kelima dari Sūtra Piṭaka) atau Kṣudraka Piṭaka. Teks terkenal Ullumpana Sūtra 《佛說盂蘭盆經》 (T. № 685, rekonstruksi judul yang kurang tepat: *Ullambana Sūtra) sepatutnya tergolong dalam genre ini. Jilid ke-5 dari Avadānaśataka 《撰集百緣經》 (T. № 200), yang memuat 10 cerita, juga dapat kita sebut sebagai sebuah Pretavastu.

Di samping itu, dalam Tripiṭaka Tionghoa kita juga menemukan tiga teks independen, tetapi saling berkaitan, di mana Maudgalyāyana sebagai siswa Buddha yang utama dalam kemampuan gaib menjadi narasumber yang menerangkan sebab-musabab dari para preta di kelahiran lampaunya:
  • Fo-shuo kui wên Mu-lien ching 《佛說鬼問目連經》 (‘Sūtra tentang Pertanyaan Para Setan kepada Maudgalyāyana’, T. № 734), umumnya dianggap sebagai terjemahan An Shih-kao;
  • O-kui pao-ying ching 《餓鬼報應經》 (‘Sūtra tentang Ganjaran Para Setan Kelaparan’, T. № 746), tidak diketahui penerjemahnya, namun telah tercantum pada rekaman Dinasti Tsin Timur;
  • serta teks yang dibawa oleh Peziarah Fa-hsien 法顯 (337–422) sekembalinya ia dari Śrī Laṅkā, Tsa-tsang ching 《雜藏經》 (T. № 745).

Sesuai judulnya, teks Fa-hsien secara jelas menyatakan diri sebagai bagian dari suatu Kṣudraka Piṭaka 雜藏. Selain kisah-kisah setan kelaparan, di dalamnya juga terkandung cerita sebab-musabab kelahiran beberapa mahluk dewata, sebuah avadāna Raja Yu-ta-na 憂達那 (*Udana, *Udayana?), serta apendiks berupa tanya-jawab. Terjemahan Fa-hsien barangkali lebih akurat, namun di bawah ini hanya kami sajikan teks An Shih-kao, yang paling singkat. Hampir keseluruhan dari 17 kasus di dalamnya juga terdapat pada O-kui pao-ying ching (selanjutnya disingkat Opc.) walaupun dengan urutan yang tidak sama dan versi cerita yang sedikit berbeda. Perbandingan antara keduanya akan dirujuk dalam catatan kaki.






《佛說鬼問目連經》
Sūtra tentang Pertanyaan Para Setan kepada Maudgalyāyana
(T. № 734)






後漢 安息國三藏安世高 譯
Diterjemahkan oleh Tripiṭakācārya An Shih-kao dari Parthia
pada masa Dinasti Han Belakang






聞如是。
Demikianlah yang telah kudengar:



一時,佛住王舍城,迦蘭陀竹園。
Pada suatu ketika Buddha berada di Rājagr̥ha di Hutan Bambu Karaṇḍa.

爾時,目連晡時從禪覺,遊恒水邊,見諸餓鬼,受罪不同。時,諸餓鬼見尊者目連,皆起敬心,來問因緣。
Pada saat itu Maudgalyāyana bangkit dari meditasinya (dhyāna) di sore hari, melintasi tepian Sungai Gaṅgā, dan menjumpaï para setan kelaparan¹ sedang menerima hukuman yang tidak serupa. Tatkala para setan kelaparan melihat Bhadanta Maudgalyāyana, semuanya membangkitkan rasa hormat dan datang kepadanya untuk menanyakan sebab-musabab.




KASUS I
(= Opc. 1)

一鬼問言:「我一生以來,恒患頭痛。何罪所致?」
Sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya senantiasa menderita sakit kepala. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,好以杖打眾生頭。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau suka memukuli kepala makhluk hidup lain dengan tongkat. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS II
(= Opc. 16)

又一鬼問言:「我一生以來,資財無量,而樂著弊衣。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini harta simpanan saya tidak terukur, namun saya senang mengenakan baju yang compang-camping. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,布施作福,還復悔惜。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, setiap kali berderma dan melakukan perbuatan jasa, engkau kembali menyesalinya dan merasa sayang. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS III
(= Opc. 17)

又一鬼問言:「我一生以來,宿無常處,恒倚巷陌。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya tidak memiliki tempat permanen di malam hari dan senantiasa bersandar di gang-gang dan lorong-lorong. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,客來投止,不肯安處。見他止客,方復瞋恚。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, apabila ada tamu yang datang bersinggah, engkau tak sudi menyediakan tempat menginap. Melihat orang lain mampir bertamu, engkau malahan membencinya. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS IV
(= Opc. 4)

又一鬼問言:「我食不噉一斛,而不得飽。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Makanan yang saya makan tidak mencapai satu nalih sehingga tidak dapat kenyang. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,飯飼眾生,初不令足。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau mendermakan makanan kepada makhluk lain, tetapi selalu tidak memadaï. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS V
(= Opc. 24)

又一鬼問言:「我一生以來,腹大如甕,咽細如針孔,不得下食。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini perut saya besar bagai periuk, tetapi kerongkongan saya sehalus lubang jarum sehingga tidak dapat dilalui makanan. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,作聚落主。自恃豪強,輕欺百姓,強打拍人,索好美食。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau menjadi kepala desa. Mengandalkan kekuasaanmu itu, engkau menindas dan menipu rakyat kebanyakan, memukul orang dengan semena-mena untuk memalak makanan yang enak. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS VI
(= Opc. 8)

又一鬼問言:「我一生以來,恒患男根瘡爛,痛不可言。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya senantiasa menderita borok yang membusuk pada zakar saya, dan sakitnya tidak terkatakan. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,佛圖、精舍、清淨之處,行於婬欲。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, di hadapan stūpa Buddha, caitya pemujaan, atau di biara yang murni engkau telah melakukan tindakan asusila. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS VII
(= Opc. 6)

又一鬼問言:「我一生以來,多有兒子,皆端正可喜,而皆早死。念之斷絕,痛不可言。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya memiliki banyak anak, semuanya rupawan dan menyenangkan. Namun, semua mati muda. Mengenang kepergian mereka, sakitnya tidak terkatakan. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,見儿殺生,助喜噉肉。
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, menjumpaï orang lain membunuh makhluk hidup, engkau turut bergembira dan memakan dagingnya.
殺故短命,
Karena membunuh, maka [orang lain yang kini menjadi anak-anakmu itu] pendek umur;

喜故痛毒。
karena turut bergembira, maka [engkau kini] merasakan kepedihan.
今受花報,果入地獄。」
Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS VIII²

又一鬼問言:「我一生以來,有一狗體大牙利,兩目赫赤,常來噉我。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini ada seekor anjing yang berbadan besar, bergigi tajam, dan kedua matanya menyala kemerahan, senantiasa datang memakan saya. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,喜將狗獵,殘害眾生,無有慈心。今受花報,果在地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau senang membawa anjing untuk berburu dan mencelakaï makhluk hidup lain tanpa kasih-sayang. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS IX
(= Opc. 27)

又一鬼問言:「我一生以來。有一人持諸利刀,常割我肉,肉盡便去。須臾復生,而復來割,痛不可言。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini ada seseorang yang memegang berbagai pisau tajam, senantiasa mengiris daging saya dan baru pergi setelah habis. Dalam seketika daging itu tumbuh lagi, dan ia kembali datang mengirisnya. Sakitnya tidak terkatakan. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,喜屠割眾生,初無慈心。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau senang menyembelih dan mengiris makhluk hidup, selalu tanpa kasih-sayang. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS X
(= Opc. 12)

又一鬼問言:「我一生以來,恒患身體處處皆痛,不可得忍。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini di sekujur badan saya senantiasa menderita sakit yang tak dapat tertahankan. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時好漁獵。所網得魚,投之沙土,令其苦死。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau suka menangkap ikan. Ikan-ikan yang berhasil kaujaring kaulemparkan ke tanah berpasir agar mati menderita. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS XI
(= Opc. 13)

又一鬼問言:「我一生以來,頑無所知。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya bodoh dan tidak berpengetahuan. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,強勸人酒,令其顛倒。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau menyodorkan minuman keras dengan paksa kepada orang lain agar teler. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS XII³

又一鬼問言:「我一生以來,恒患熱渴。行見恒河,冀入其中,以除熱渴。方入其中,身體焦爛,肌肉離骨。渴欲飲入一口,之腹五藏焦爛,痛不可言。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya senantiasa menderita kepanasan dan kehaüsan. Ketika berjalan melihat Sungai Gaṅgā, saya hendak masuk ke dalamnya untuk menghilangkan kepanasan dan kehaüsan. Baru saja masuk ke dalamnya, badan saya terbakar melepuh dan daging pun rontok meninggalkan tulang. Apabila hendak meminumnya karena dahaga, seteguk yang masuk membakar lima organ di dalam perut, dan sakitnya tidak terkatakan. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,喜焚燒山澤,殘害眾生。今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau senang membakar hutan dan paya sehingga mencelakaï makhluk hidup lain. Akibat yang kini kauterima adalah bunganya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS XIII
(= Opc. 23)

又一鬼問言:「我一生以來,恒患飢渴。欲至廁上,取糞噉之。廁上有大力鬼,以杖打我,初不得近。何罪所致?
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya senantiasa menderita kelaparan dan kehaüsan. Saya hendak ke toilet mengambil kotoran untuk dimakan. Di toilet ada setan berkekuatan besar yang memukuli saya dengan tongkat sehingga saya selalu tak dapat mendekat. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,作佛圖主。有客比丘來,慳惜不與食。待客去後,乃行舊僧。慳惜僧物故,今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau adalah pengemong caitya Buddha. Apabila ada bhikṣu tamu yang datang, dengan kikir tidak kauberi ia makan. Kautunggu sampai tamu itu pergi, barulah kauberikan kepada bhikṣu-bhikṣu lama (yang sudah menetap di sana). Karena kikir dan menyayangkan barang milik saṅgha, kini engkau menerima bunga dari akibatnya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS XIV
(= Opc. 22)

又一鬼問言:「我一生以來,恒處不淨。臭惱纏身,不能得離。飢渴之時,還食此不淨。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya senantiasa menetap di tempat yang kotor. Bau busuk meliputi tubuh saya dan saya tidak sanggup meninggalkannya. Pada saat kehaüsan dan kelaparan, saya kembali memakan kekotoran ini. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,作婆羅門子。有一道人,中後來就汝乞食。汝爾時當作是方便,令此道人不復來乞:便取其缽,盛糞著底,以飯覆之。道人得缽,還至本處。著一面澡漱既訖,攝缽欲食。缽中臭穢,不可得近。以是之故,墮在地獄。汝將來世,墮糞屎彌犁地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau adalah putra seorang brāhmaṇa. Ada seorang petapa yang belakangan datang menghampirimu untuk mengemis makanan melulu. Engkau pada saat itu menyusun upaya berikut agar petapa ini tidak lagi datang mengemis: kauambil mangkuknya dan kauisi dengan kotoran di dasarnya, lalu kaututupi dengan nasi. Petapa itu menerima mangkuknya dan kembali ke tempat asalnya. Setelah berbasuh dan mencuci [tangan] di satu sisi, dirangkupnya mangkuknya hendak makan. Tetapi, mangkuk itu mengeluarkan bau busuk yang tak sedap didekati. Karena hal inilah, engkau terjatuh di neraka. Pada kehidupan mendatang engkau akan jatuh ke Kuṇapa Niraya (‘Neraka Tahi Kotoran’).”



KASUS XV
(= Opc. 25)

又一鬼問言:「我一生以來,肩上有銅瓶,盛滿中洋銅。一手捉銅杓以取之,還灌其頭,痛不可言。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini di atas bahu saya ada sebuah vas tembaga yang dalamnya terisi penuh tembaga lebur. Tangan saya satu lagi memegang gayung tembaga untuk menciduknya dan mengguyurkannya ke kepala sendiri. Sakitnya tidak terkatakan. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,作僧維那,知僧事。有一瓶酥,藏著餘處,不行與客僧。待客去後,乃行與舊僧。此酥是招提僧物,一切有分。慳惜僧物故,今受花報,果入地獄。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau adalah seorang karmadāna, bhikṣu administrator yang mengawasi keperluan saṅgha. Ada seguci minyak samin yang kausembunyikan di tempat lain dan tidak kauberikan kepada bhikṣu yang bertamu. Kautunggu sampai tamu itu pergi, barulah kauberikan kepada bhikṣu-bhikṣu lama. Adapun minyak samin merupakan barang milik caturdiśa-saṅgha (‘saṅgha dari keempat penjuru’) sehingga semua berhak atas bagiannya. Karena kikir dan menyayangkan barang milik saṅgha, kini engkau menerima bunga dari akibatnya; buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS XVI

又一鬼問言:「我一生以來,或登刀山劍樹地獄,或墮火坑鑊湯地獄,種種受苦無休已。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya mendaki gunung pisau di Neraka Hutan Pedang, atau terjatuh ke kawah api di Neraka Periuk Rebusan, menerima berbagai macam derita tanpa henti-hentinya. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,作天祠主。烹殺三牲,祭祀天神,血肉灌灑四方。語眾人言:
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau adalah pengemong kuil dewa. Engkau memasak dan menyembelih tiga hewan kurban untuk disajikan kepada para dewa dan roh, lalu memercikkan darahnya ke empat penjuru. Kauberitahu orang-orang:
『汝等祠祀,大得吉利!』
‘Apabila kalian melakukan pengurbanan, maka akan mendapatkan keberuntungan besar!’
作此魔邪之言、妖㜸之師,汝輕欺百姓,誑惑父母。以是之故,果入地獄。」
Dengan membuat pernyataan sesat māra seperti ini dan menjadi tukang ramal pertanda-pertanda, engkau menindas dan menipu rakyat kebanyakan, serta memperdaya dan mengalutkan bapak-ibu. Karena hal ini, buahnya akan masuk ke neraka.”



KASUS XVII

又一鬼問言:「我一生以來,常吞鐵丸。何罪所致?」
Lagi sesosok setan bertanya: “Sepanjang kelahiran ini saya senantiasa menelan bola besi. Dosa apakah yang menyebabkannya?”

目連答言:「汝為人時,作沙彌子,取淨水作石蜜漿。石蜜堅大,盜打取少許。眾僧未食,盜食一口故,以是因緣,果入地獄。汝將來,世世常吞鐵丸。」
Maudgalyāyana menjawab: “Sewaktu menjadi manusia, engkau adalah seorang śrāmaṇera kecil yang mengambil air bersih untuk membuat minuman gula batu. Karena gula batu itu padat lagi besar, dengan curi-curi kaupukul lalu kauambil sedikit. Sementara saṅgha belum mengonsumsinya, dengan curi-curi kaumakan sesuap. Karena sebab-musabab ini, buahnya akan masuk ke neraka. Di masa mendatang, dari kehidupan ke kehidupan engkau akan senantiasa menelan bola besi.”



爾時,目連與諸餓鬼說往昔因緣經竟,還來在耆闍崛山。
Pada saat itu, setelah Maudgalyāyana selesai menceritakan kepada para setan kelaparan kisah sebab-musabab terdahulu, kembalilah ia ke Gunung Gr̥dhrakūṭa.

一切大會,聞佛所說,稽首奉行。
Semua di dalam persamuhan besar, setelah mendengar sabda Buddha, memberi hormat, menjunjung, dan melaksanakannya.






《佛說鬼問目連經》
Akhir dari Sūtra tentang Pertanyaan Para Setan kepada Maudgalyāyana






CATATAN:

¹ Lima ratus jumlahnya menurut teks Fa-hsien.

² Bandingkan Opc. 21. Tetapi, sebab-musababnya di sana justru mirip dengan kasus XVI pada teks kita.

³ Sebab-musabab di sini mirip dengan Opc. 2. Tetapi, kasus yang diberikan Opc. adalah tentang sesosok setan yang senantiasa menderita sakit borok.

⁴ 彌犁 pada teks kita tampaknya adalah salah-salin untuk 泥犁 niraya.

⁵ Lihat catatan no. 2 di atas.

⁶ Bandingkan Opc. 29. Sebab-musabab yang diterangkan di sana adalah tentang seorang śrāmaṇera yang secara tidak adil melebihkan tujuh potong buah untuk gurunya saat membagikan makanan dalam perjamuan saṅgha. Akan tetapi, kasus dari teks kita dan Opc. tampaknya merupakan dua kisah yang berbeda. Keduanya muncul sendiri-sendiri dalam teks Fa-hsien di mana śrāmaṇera yang memotong dan mencuri gula batu kini menjadi setan yang tubuhnya dipenuhi lidah, yang selalu dipotong oleh sebilah kapak yang muncul secara ajaib; sementara śrāmaṇera yang melebihkan tujuh potong buah kini menjadi setan yang selalu dipaksa menelan tujuh bola besi membara.

⁷ Barangkali setelah kembali ke Gr̥dhrakūṭa, Maudgalyāyana menceritakan pengalamannya di hadapan Buddha dan para bhikṣu. Akan tetapi, entahlah — teks kita tidak menjelaskannya secara detail. Pada Opc. kisah ini hanya ditutup dengan para setan yang bertobat, Maudgalyāyana kemudian membabarkan Dharma untuk mereka, dan semua merasa gembira mendengarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar