Powered by Administrator

Translate

10 HARI UPAVASATHA


Ksitigarbha Upavasa
Ti-tsang p’u-sa shih-chai jih
Manuskrip Stein dari Tun-huang, koleksi The British Library (S.2568)


Dalam bab 6 Kṣitigarbha Pūrvapraṇidhāna Sūtra 《地藏菩薩本願經》 (T. vol. 13, № 412 hlm. 783b) disebutkan:

「復次!普廣。若未來世眾生,於月一日、八日、十四日、十五日、十八日、二十三、二十四、二十八、二十九日、乃至三十日——是諸日等,諸罪結集,定其輕重(南閻浮提眾生,舉止動念,無不是業,無不是罪;何況恣情殺害、竊盜、邪淫、妄語,百千罪狀!)——能於是十齋日,對佛、菩薩、諸賢聖像前,讀是經一遍,東西南北百由旬內,無諸災難。」
“Selanjutnya lagi, *Samantavipula! Jikalau makhluk hidup di masa mendatang, yang pada tanggal 1, 8, 14, 15, 18, 23, 24, 28, 29, dan 30 dalam sebulan — yaïtu hari-hari di mana segala karma buruk akan terkonsentrasi dan tertimbang berat-ringannya (makhluk-makhluk di Jambudvīpa, baik beranjak ataupun berdiam, setiap gerakan maupun pemikirannya tiada yang bukan merupakan karma, tiada yang bukan merupakan dosa; bagaimana bisa dengan sesuka hati mereka membunuh, mencuri, berzinah, berdusta, atau melakukan ratusan, ribuan dosa lain pada sepuluh hari upavasatha ini!) — dapat melafalkan sūtra ini satu kali di hadapan pratimā Buddha, Bodhisattva, dan para suci, maka dalam jarak seratus yojana ke arah timur, barat, selatan, dan utara, tiadalah bencana atau kesukaran.”

Kesepuluh tanggal yang diuraikan di atas merupakan perluasan dari hari-hari upavasatha tradisional yang jatuh enam kali sebulan. Melihat betapa krusialnya tanggal-tanggal tersebut, maka selain dengan melafalkan sūtra, période ini biasanya diisi pula oleh umat Buddhis dengan berpuasa, menjalankan śīla, dan melakukan aneka kebaikan. Dari sinilah bermula praktik Kṣitigarbha Upavāsa, yang dilaksanakan dalam rangka menghormati sang Mahāsattva.

Tradisi belakangan lalu juga mengaitkan masing-masing tanggal dengan Buddha atau Bodhisattva tertentu, yang bertindak selaku “santo pelindung” hari tersebut. Kepercayaan ini menyebar hingga ke Tibet dan Jepang. Di antara manuskrip-manuskrip Tun-huang kita dapat menemukan semacam kalendarium yang mencatat tanggal-tanggal upavasatha berikut pelindung hari bersangkutan, praktik pelafalan yang harus dilakukan, berapa karma buruk yang dapat terhapuskan, serta neraka kecil (utsada) yang terhindari. Dua contoh daftar demikian dimuat dalam volume 85 Tripiṭaka Taishō, yaïtu № 2849 dan 2850 — manuskrip aslinya kini menjadi koleksi The British Library (masing-masing dinomori S.2567 dan S.2568).

Terjemahan di bawah ini didasarkan pada teks T. № 2850, Ti-tsang p’u-sa shih-chai jih 《地藏菩薩十齋日》 (‘Sepuluh Hari Upavasatha Bodhisattva Kitigarbha’), sebagai basis. Di mana dirasa perlu, bacaan dari T. № 2849 akan diikuti apabila lebih baik. Tanggal-tanggal yang ditampilkan tebal merupakan yang jatuh berbarengan dengan enam hari upavasatha. Nama-nama pengawas supranatural yang bertugas¹ dan nama-nama utsada tidak selalu diberikan secara konsisten dalam kedua teks atau kalendarium lain.

Akhirnya, setiap hari adalah baik jika diisi dengan kebaikan. Di Jepang bahkan berkembang daftar pelindung setiap hari dalam sebulan. Ketigapuluh hari kemudian disebut ennichi 緣日, yakni ‘hari afinitas’ dengan deitas tertentu, yang akan melindungi siapa pun yang berbuat baik di hari itu.






一日
Tanggal 1
Dipankara童子下。
Bocah [Dewata] turun.

念「定光如來」,不墮刀鎗地獄。

Lafalkanlah Tathāgata Dīpaṅkara², maka takkan terjatuh ke Neraka Tombak dan Pisau (Kṣuradhāra).

持齋,除罪四十劫。

Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 40 kalpa.


八日
Tanggal 8
Bhaisajyaguru太子下。
Pangeran turun.

念「藥師琉璃光佛」,不墮糞屎地獄。
Lafalkanlah Buddha Bhaiṣajyaguruvaiḍūryaprabha, maka takkan terjatuh ke Neraka Tahi Kotoran (Kuṇapa)³.


持齋,除罪三十劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 30 kalpa.


十四日
Tanggal 14
Samantabhadra察命下。
Pemeriksa Nasib turun.

念「賢劫千佛」,不墮鑊湯地獄。
Lafalkanlah seribu Buddha dari Bhadra Kalpa, maka takkan terjatuh ke Neraka Periuk Rebusan (Lohakumbhī).

持齋,除罪一千劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 1.000 kalpa.


十五日
Tanggal 15
Amitayus五道大將軍下。
Jenderal Besar Pañcika (Pañcagatika) turun.

念「阿彌陀佛」,不墮寒冰地獄。
Lafalkanlah Buddha Amitābha, maka takkan terjatuh ke Neraka Es Dingin (Śītalikā).

持齋,除罪二百劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 200 kalpa.


十八日
Tanggal 18
Avalokiteshvara
閻羅王下。
Raja Yama turun.

念「觀世音菩薩」,不墮劍樹地獄。
Lafalkanlah Bodhisattva Avalokiteśvara, maka takkan terjatuh ke Neraka Hutan Pedang (Asipattravana).

持齋,除罪九十劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 90 kalpa.


二十三日
Tanggal 23
Vairocana天大將軍下。
Jenderal Besar Surgawi turun.

念「盧舍那佛」,不墮餓鬼地獄。
Lafalkanlah Buddha Rocana, maka takkan terjatuh ke Neraka Setan Kelaparan (Preta).

持齋,除罪一千劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 1.000 kalpa.


二十四日
Tanggal 24
Dizang太山府君下。
Citragupta turun.

念「地蔵菩薩」,不墮斬斫地獄。
Lafalkanlah Bodhisattva Kṣitigarbha, maka takkan terjatuh ke Neraka Pemenggalan (Saṃchedana).

持齋,除罪一千劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 1.000 kalpa.


二十八日
Tanggal 28
Amitabha帝釋下。
Śakra, sang Indra, turun.


念「阿彌陀佛」,不墮鐵鋸地獄。
Lafalkanlah Buddha Amitābha, maka takkan terjatuh ke Neraka Gergaji Besi (Ayaḥkarapattra).

持齋,除罪九十劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 90 kalpa.


二十九日
Tanggal 29
Bhaisajyaraja四天王下。
Empat Mahārāja-deva turun.

念「藥王·藥上菩薩」,不墮磑磨地獄。
Lafalkanlah Bodhisattva Bhaiṣajyarāja & Bhaiṣajyasamudgata, maka takkan terjatuh ke Neraka Batu Penggiling (Niśādāśilā).

持齋,除罪七千劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 7.000 kalpa.


三十日
Tanggal 30
Shakyamuni大梵天王下。
Mahābrahmā turun.

念「釋迦牟尼佛」,不墮灰河地獄。
Lafalkanlah Buddha Śākyamuni, maka takkan terjatuh ke Neraka Sungai Abu (Kṣārodakā).

持齋,除罪八千劫。
Dengan menekuni upavāsa, dapat menghapuskan karma buruk selama 8.000 kalpa.






CATATAN:

¹ Tiap-tiap hari upavasatha para pengawas supranatural akan turun ke dunia dan melaporkan segala perilaku manusia kepada Śakra. Apabila manusia berbuat baik, menekuni upavāsa, merawat orangtua dll., maka para dewa akan bersukacita karena, setelah manusia itu meninggal dan terlahir di surga, golongan dewa akan bertambah. Namun, apabila sebaliknya, para dewa akan berdukacita karena golongan asuralah yang akan bertambah. Lihat sūtra ke-6 dari varga XXIV Ekottara Āgama atau padanannya pada AN III.4: 7, (Catumahā) Rāja Sutta.

² Terjemahan lama untuk Dīpaṅkara adalah 錠光 ‘Cahaya Dian’, yang secara populer sering salah dituliskan sebagai 定光 ‘Cahaya Semadi’ seperti pada teks kita.

³ Utsada untuk tanggal ini pada T. № 2849 adalah 粉草地獄 ‘Neraka Rumput Serbuk’.

⁴ Editor Taishō salah menginput nama Kṣitigarbha menjadi 地獄菩薩. Akan tetapi, pada manuskrip asli jelas terbaca 「蔵」 (variasi dari 藏) dan bukan 「獄」. Lihat foto manuskrip di atas.

Utsada untuk tanggal ini pada T. № 2849 adalah 纔截地獄, yang artinya juga ‘Neraka Pemenggalan Seketika’.

⁶ Pada T. № 2849 lama karma buruk yang terhapuskan terbalik: 90 kalpa untuk tanggal 24, dan 1.000 kalpa untuk tanggal 28.

⁷ Berdasarkan T. № 2849. Bacaan teks kita kabur maknanya: 藥師上菩薩.

⁸ Teks kita aslinya terbaca 灰何 yang jelas merupakan salah tulis. Utsada untuk tanggal ini pada T. № 2849 hanya diberikan sebagai 寒冰.

1 komentar: