Powered by Administrator

Translate

Rabu, 28 September 2016

Āṭānāṭiya (Āṭānāṭika) Mahāsūtra

erdapat dua teks Āṭānāṭiya yang saling berkaitan, namun memiliki perbedaan isi: yang pertama tanpa dhāraṇī, yang kedua dengan dhāraṇī. Keduanya dapat dijumpaï dalam Kangyur Tibet, masing-masing dengan judul:
  • lCang-lo-can gyi pho-brang gi mdo ལྕང་ལོ་ཅན་གྱི་ཕོ་བྲང་གི་མདོ (Āṭānāṭiya Sūtra), diterjemahkan oleh Ānandaśrī dan Tharpa Lotsāwa Nyima Gyaltshen.
  • mDo chen-po kun-tu-rgyu-ba dang, kun-tu-rgyu-ba ma-yin-pa dang-mthun-pa’i mdo མདོ་ཆེན་པོ་ཀུན་ཏུ་རྒྱུ་བ་དང་། ཀུན་ཏུ་རྒྱུ་བ་མ་ཡིན་པ་དང་མཐུན་པའི་མདོ (Āṭānāṭīya nāma Mahāsūtra), diterjemahkan oleh Jinamitra, Prajñāvarman, dan Yeshe De.

Kanon Pāli, di dalam Dīgha Nikāya 32, memiliki padanan teks pertama yaïtu Āṭānāṭiya Suttanta. Sedangkan dalam Dīrgha Āgama Tionghoa 《長阿含經》 (T. № 1), yang berasal dari mazhab Dharmaguptaka, tidak tersua judul Āṭānāṭiya atau sūtra lain yang isinya paralel. Dan, memang, di sepanjang Tripiṭaka Tionghoa hanya kita temukan padanan dari Āṭānāṭiya dengan dhāraṇī, di bawah judul Vaiśravaṇa Sūtra 《毘沙門天王經》 (T. № 1245).

Katalog K’ai-yüan shih-chiao lu 《開元釋教錄》 (T. vol. 55, № 2154 hlm. 563a) menyebutkan bahwa sebuah teks 阿吒那智經 pernah diterjemahkan pada tahun ke-3 era Lung-shuo 龍朔 (663 M) oleh Śramaṇa Nadi 沙門那提 (juga dipanggil *Puṇyotpādya 布如烏伐耶, atau dalam bahasa Cina Fu-shêng 福生 ‘melahirkan jasa’). Namun, sayangnya, terjemahan ini telah punah. Kita juga tidak tahu apakah ini merupakan terjemahan dari Āṭānāṭiya tanpa dhāraṇī atau dengan dhāraṇī.

Kanonisitas kedua Āṭānāṭiya diterima, paling tidak, oleh mazhab Sarvāstivāda. Gāthā berlindung kepada Buddha di tiga masa yang diucapkan oleh Vaiśravaṇa (hanya terdapat pada Āṭānāṭiya dengan dhāraṇī) dikutip dalam Sarvāstivāda-vinaya Vibhāṣā 《薩婆多毘尼毘婆沙》 (T. vol. 23, № 1440 hlm. 505c). Āṭānāṭika juga merupakan salah satu dari 18 judul mahāsūtra yang disebutkan dalam Vinaya Piṭaka kaum Sarvāstivādin 《十誦律》 (T. vol. 23, № 1435 hlm. 174b):


諸大經有:
Berbagai mahāsūtra adalah:

《波羅𦀟提伽》 Prāsādika,
  (晉言:清淨經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Kemurnian Jernih’)

《波羅𦀟大尼》 Prasadanīya,
  (晉言:一淨經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra Satu Kemurnian’)

《般闍提利劍》 Pañcatrikaṃ,
  (晉言:三昧經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Semadi’)

《摩耶闍藍》 Māyājālaṃ,
  (晉言:化經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Ilusi’)

《婆羅末闍藍》 Brahmajālaṃ,
  (晉言:梵經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Brahma’)

《阿吒那劍》 Āṭānāṭikaṃ,
  (晉言:鬼神成經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Keberhasilan atas Setan dan Hantu’)

《摩訶𦀟摩耆劍》 Mahāsamājikaṃ,
  (晉言:大會經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra Persamuhan Akbar’)

《阿羅伽度波摩》 Alagardopama,
  (晉言:蛇譬經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra Perumpamaan Ular’)

《咤唳室那都叉耶時冃提》 Tr̥ṣṇāsaṃkṣayavimukti,
  (晉言:索滅解脫經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Pembebasan dan Pemadaman dari Jerat’)

《釋伽羅波羅念奈》 Śakrapraśna,
  (晉言:釋問經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Pertanyaan Śakra’)

《摩呵尼陀那波梨耶夜》 Mahānidānaparyāya,
  (晉言:大因緣經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Sebab-Musabab Agung’)

《頻波𦀟羅波羅時伽摩南》 Bimbasārapratigamanaṃ,
  (晉言:洴沙迎經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Sambutan Raja Bimbasāra’)

《般闍優波陀那肝提伽》 Pañcopādānaskandhika,
  (晉言:五受陰卻經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Penyingkiran Lima Agregat Penampung’)

《沙陀耶多尼》 Ṣaḍāyatanika,
  (晉言:六情部經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Enam Organ’)

《尼陀那散猶乞多》 Nidānasaṃyukta,
  (晉言:同界部經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra Sesama Batas Wilayah’)

《波羅延》 Pārāyaṇa,
  (晉言:過道經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Melampaui Jalan’)

《阿陀婆耆耶修妒路》 Arthavargīya-sūtra,
  (晉言:眾德經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Aneka Kebajikan’)

《薩耆陀舍修妒路》 Satyadr̥śa-sūtra.
  (晉言:諦見經)
  (Dalam bahasa Cina: ‘Sūtra tentang Melihat Kebenaran’)


Potongan manuskrip Sanskerta yang diduga sebagai sebuah versi Āṭānāṭiya ditemukan pertama kali di awal abad XX di Asia Tengah. Dugaan tersebut didasarkan pada perkataan āṭānāṭi yang terkandung di dalamnya. Transliterasinya bisa dilihat pada hlm. 24–27 Manuscript Remains of Buddhist Literature Found in Eastern Turkestan vol. 1, yang diterbitkan tahun 1916 oleh A. F. Rudolf Hoernle. Ms. Hoernle, akan tetapi, tidak memiliki kemiripan isi dengan bagian mana pun dari Āṭānāṭiya tanpa dhāraṇī ataupun Āṭānāṭiya dengan dhāraṇī.

Masih di Asia Tengah, pada tahun-tahun berikutnya benar-benar ditemukan ms. Āṭānāṭiya dengan dhāraṇī di bawah judul Āṭānāṭika Sūtra. Ms. Asia Tengah ini memiliki lebih banyak dhāraṇī yang disisipkan di paragraf-paragraf yang, pada terjemahan Tibet atau Tionghoa, seharusnya tidak memuatnya. Belakangan ditemukan lagi ms. Āṭānāṭīya (dengan -ṭī- panjang) Sūtra di Gilgit, dengan bahasa yang lebih mendekati Sanskerta klasik. Baik Āṭānāṭika Sūtra Asia Tengah maupun Āṭānāṭīya Sūtra Gilgit juga hanya berupa fragmen yang tidak lengkap. Perbandingan keduanya dapat dilihat pada artikel di sini.



Vaiśravaṇa Sūtra Tionghoa

Vaiśravaṇa Sūtra diterjemahkan pada tahun 990 oleh Trepiṭaka Dharmadeva (Fa-t’ien 法天) di masa Dinasti Sung Utara. Teks kita ini memuat sembilan dhāraṇī seperti Mahāsūtra Tibet, namun dalam bentuk yang lebih singkat. Juga berbeda dengan Mahāsūtra Tibet, di mana Buddha menceritakan kembali kepada para bhikṣu semua yang diucapkan oleh Vaiśravaṇa secara persis, pada teks kita pengulangan tersebut tidak terjadi.

Terjemahan Dharmadeva secara umum lebih ringkas, bahkan cenderung menyederhanakan, dibanding Mahāsūtra Tibet yang berusaha dengan taat menerjemahkan kata demi kata secara harfiah dari sumber aslinya. Maka dalam gāthā pergi berlindung yang diucapkan Vaiśravaṇa, teks kita kekurangan panggilan untuk Buddha cakṣuṣmān (seperti pada ms. Asia Tengah) atau buddhimān (seperti pada ms. Gilgit; bandingkan Tib. blo-ldan བློ་ལྡན). Sebaliknya, panggilan mahāvīra diterjemahkan bebas menjadi ta wu-wei 大無畏 ‘yang teragung tanpa ketakutan’. Hilanglah seruan terkenal Namas te, puruṣājanya! Namas te, puruṣottama! pada paragraf 7–10, dan disederhanakan saja dengan 歸依、頂禮、尊重、恭敬 ‘mereka pergi berlindung, menyembah, memuliakan, dan menghormati-Nya’. Nama Gautama dihindari di akhir paragraf-paragraf tersebut; demikian pula gelar Jina.

Beberapa karakter juga kurang pada teks kita — khususnya pada transkripsi nama diri — sehingga mesti ditambahkan (dalam posting ini ditampilkan dengan warna magenta). Pada awal par. 10, misalnya, karakter 主 ‘pemimpin’ jelas diperlukan untuk mempertahankan simetri dengan par. 7–9. Kalimat-kalimat berikutnya pun mengandung istilah 藥叉主 ‘pemimpin para yakṣa’ (觀此非人而能禮敬,彼藥叉主守護北方).

Kekurangkonsistenan dapat dilihat pada terjemahan kalimat-kalimat yang seharusnya tampil simetris, contohnya: 命 menggantikan 依 pada par. 9 sehingga menjadi 歸命、頂禮、尊重、恭敬. Contoh lain pada par. 14–16 kita dapati 常來親近,侍奉衛護; tetapi, pada par. 17, 19, dan 21 常來親近,侍奉供養; sementara pada par. 20 kalimat ini hilang sama sekali. Kekurangkonsistenan disebabkan pula karena suatu kata kadangkala ditranskripsikan, kadangkala diterjemahkan. Pada akhir daftar nama di par. 14 *yāvati jagatogati ditranskripsikan dengan 野嚩帝·惹誐睹誐帝; sementara di par. 18 dan 21 klausa ini diterjemahkan sebagai 乃至世間行者 ‘hingga semua yang berkelana di dunia’. Dalam hal nama diri, Madhumada tampil dalam transkripsi 麼度麼多, sementara Puṣpamada diterjemahkan menjadi 花醉. Kombinasi transkripsi-translasi juga terjumpaï, seperti: 欲麼睹 (Kāmamada), 俱枳羅成 (?Kokilasāra), 金麼拏尾 (Kanaka-mānavi).

Daftar nama makhluk-makhluk supranatural barangkali merupakan bagian paling menarik dari teks kita. Hampir seluruhnya berupa transkripsi tanpa tanda baca apa pun, kesulitan timbul untuk memenggal nama demi nama. Rekonstruksi nyaris mustahil dilakukan tanpa bantuan Mahāsūtra Tibet di mana, untungnya, nama-nama itu diterjemahkan dan dipisahkan dengan dang(-ni) དང་﹙ནི﹚. Penggunaan karakter — terutama untuk sukukata terakhir — seringkali tampak tidak konsisten, misalnya aksara “la” yang seharusnya ditranskripsikan dengan 羅 diganti 路, atau 迦 untuk aksara “ka” diganti 俱. Akan tetapi, harus kita ingat bahwa pada sumber Indis aslinya semua nama tersebut akan muncul dalam bentuk nominatif. Apabila Aśoka (bentuk nominatif: Aśokaḥ) tampil sebagai 阿輸俱, maka 俱 di situ sesungguhnya merupakan transkripsi untuk akhiran -kaḥ. Hal lain yang menambah kerumitan adalah adanya sandhi serta partikel-partikel selain nama diri yang ikut ditranskripsikan. Terkena aturan sandhi, Maṇiḥ + maṇiḥ + maṇicaraḥ memang berubah menjadi Maṇirmaṇirmaṇicaraḥ; namun, bunyi -r tersebut malah ikut ditranskripsikan sehingga menjadi 摩尼里、摩尼里、摩尼左囉. Pada kasus lain, Nandyeva yang berarti ‘Nandin saja’ (Nandī + eva) ditranskripsikan 難禰嚩. Kecuali untuk penyimpangan-penyimpangan demikian, yang akan kita tampilkan miring/italik, dalam posting ini bentuk dasar dari nama diri selalu digunakan.

Dalam posting ini juga rekonstruksi dhāraṇī semata-mata bersifat tentatif. Dhāraṇī dari Mahāsūtra Tibet hanya akan dilirik sebagai contoh. Dalam Mahāsūtra terdapat variansi bacaan antara yang diucapkan Vaiśravaṇa dengan ulangannya oleh Buddha — terjadi, bahkan, dalam satu salinan teks yang sama; belum lagi varian-varian yang akan ditemukan di berbagai edisi Kangyur berbeda. Selain itu, seperti yang sudah disinggung di atas, dhāraṇī dalam Mahāsūtra lebih panjang dan memuat kata/frase yang tidak ada pada Vaiśravaṇa Sūtra. Jadi, nilai setiap karakter Tionghoa akan lebih kita pertimbangkan daripada mengikuti mentah-mentah Mahāsūtra Tibet (misalnya: otumbha otumbhe 烏凍麼烏凍彌 vs. Tib. oṃ tumbhe tumbhe ཨོཾ་ཏུམྦེ་ཏུམྦེ).

LINK: Transliterasi Mandarin dari Vaiśravaṇa Sūtra untuk keperluan pendarasan dapat diunduh di https://sites.google.com/ site/dharmasangiti/Atanatiya.pdf






《佛說毘沙門天王經》
Sūtra tentang Raja Dewa Vaiśravaṇa
(T. № 1245)






西天譯經三藏朝散大夫試鴻臚卿傳教大師臣法天奉 詔譯
Diterjemahkan atas titah kerajaan oleh Tripiṭakācārya Dharmadeva,
guru besar pentransmisi Ajaran,
penerjemah kitab suci dari Negeri Barat






  1. 如是我聞。
    Demikianlah yang telah kudengar:



  2. 一時,佛在舍衛國,祇樹給孤獨園。
    Pada suatu ketika Buddha berada di Śrāvastī, di Hutan Jeta di Taman Anāthapiṇḍada.



  3. 爾時,毘沙門天王,與百、千、無數藥叉眷屬,於初夜分,俱來佛所,放大光明,照祇陀園一切境界。五體投地,禮世尊足,住立一面,合掌向佛,以偈讚曰:
    Tatkala itu Raja Dewa Vaiśravaṇa, beserta ratusan, ribuan, tak terhitung yakṣa pengiringnya, datang bersama-sama ke tempat Buddha di waktu jaga pertama di malam hari. Ia memancarkan cahaya cemerlang yang menerangi seluruh kawasan Hutan Jeta, lalu bersujud dengan kelima anggota tubuhnya menyentuh tanah di bawah kaki Bhagavan, berdiri di satu sisi, berañjali menghadap Buddha, dan memuji dengan gāthā:

    「歸命大無畏  正覺二足尊
     諸天以天眼  觀無所見
     過現未來佛  三世慈悲主
     一一正遍知  我今歸命禮」

    “Hormat bagi Yang Teragung Tanpa Ketakutan¹,
    Saṃbuddha yang terunggul di antara makhluk berkaki-dua.
    Para dewa, dengan mata dewanya,
    tidak dapat melihat makna (Kebenaran)² [seperti yang Kauamati].

    Kepada para Buddha di masa lampau, sekarang, dan akan datang,
    Pemimpin yang Penuh Kasih-Sayang dari ketiga masa,
    — ya, kepada para Samyaksaṃbuddha ini satu per satu —
    kini aku pergi berlindung dan menyembah.”



  4. 爾時,毘沙門天王說此偈已,白佛言:「世尊。有諸聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,或於曠野、林間、樹下,經行坐臥。
    Setelah Raja Dewa Vaiśravaṇa mengucapkan gāthā ini, berkatalah ia kepada Buddha: “Ya Bhagavan, terdapat para siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, dan upāsikā yang berjalan-jalan, duduk, atau berbaring di padang belantara, di tengah hutan, atau di bawah pohon.

    我此藥叉、非人之類,有信佛言者、有少信之者。復有無數諸惡藥叉不信佛言,惱亂有情,令不安隱。
    Sementara di antara yakṣa-yakṣa kami, golongan bukan-manusia ini, ada yang meyakini sabda Buddha (bhagavatpravacana), ada yang hanya sedikit yakin. Ada pula para yakṣa jahat yang tak terhitung, yang [sama sekali] tidak meyakini sabda Buddha, dan mengganggu makhluk hidup lain sehingga tidak tenteram.

    善哉!世尊。所有《阿吒曩胝經》能為明護。若有苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷、及諸天人,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,皆能衛護,為作吉祥。」
    Baguslah, Bhagavan! Adanya Āṭānāṭīya Sūtra ini mampu menjadi ilmu (vidyā) dan penjagaan (rakṣā). Apabila terdapat bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, upāsikā, serta para dewa atau manusia yang menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka semuanya akan dapat terjagaï dan terciptalah keberuntungan.”



  5. 爾時,會中有諸正信藥叉之眾,合掌白言:「唯願!天王。說此經典,我等樂聞。」
    Pada saat itu hadir di tengah-tengah persamuhan itu rombongan para yakṣa yang berkeyakinan benar, yang berañjali dan berkata: “Berkenanlah kiranya, Raja Dewa! Babarkanlah sūtra tersebut sebab kami sudi mendengarnya.”



  6. 時,毘沙門天王默然受請,即向佛前,頭面禮足。承佛威神,告藥叉言:「今此經典,若有所得宣布流通,能除眾生一切煩惱。是故!我今歸依頂禮。
    Maka Raja Dewa Vaiśravaṇa pun berdiam diri menerima permohonan mereka, kemudian ia menghadap Buddha dan bernamaskāra menyembah kaki-Nya. Beroleh kekuatan perbawa dari Buddha (buddhânubhāva), diberitahunya para yakṣa: “Sūtra ini jikalau ada yang dapat menyebarluaskannya, akan mampu menyingkirkan segala kesusahan makhluk hidup. Oleh karena itu, kini aku pergi berlindung dan menyembahnya!



    ᴛᴀʀĀʀᴀ

  7. 「東方世界,有乾闥婆主,名曰持國
    “Di sebelah timur dunia ini adalah pemimpin para gandharva yang bernama Dhr̥tarāṣṭra.

    具大威德,身放光明,譬如日出普照世間。
    Berkewibawaan besar, tubuhnya memancarkan cahaya, bak mentari terbit menerangi seisi dunia.

    統領眷屬乾闥婆眾,恭敬圍繞,歌舞作唱,而受快樂。
    Memerintah rombongan para gandharva pengiringnya, yang dengan takzim mengelilinginya seraya mengidung, menari, dan menyanyi, ia menerima kebahagiaan.

    有九十一子,同名帝釋,有大勢力,勇猛暴惡。
    Ada sembilan puluh satu putranya, semuanya sama-sama bernama Indra, pemilik kekuatan yang hebat, perkasa lagi garang.

    見佛世尊,歸依、頂禮、尊重、恭敬。
    Demi menampak Buddha, sang Bhagavan, [dari kejaühan] mereka pergi berlindung, menyembah, memuliakan, dan menghormati-Nya.

    觀此非人而能禮敬,彼持國天王守護東方。
    Mengawasi makhluk-makhluk bukan-manusia ini mampu memberi hormat, Raja Dewa Dhr̥tarāṣṭra menjaga penjuru timur.

    如佛行,行如是護世。
    Sebagaimana Buddha berjalan (berperilaku), demikianlah dijalankannya penjagaan dunia.
    [Serunya:]

    是故!我今稽首歸命正遍知、明行足、無上寂靜。
    ‘Oleh karena itu, marilah kini kita menghormat dan berlindung kepada Samyak-saṃbuddha, sang Vidyācaraṇa-saṃpanna, yang telah mencapai Kedamaian Tiada Tara (Nirvāṇa)!’



    VɪʀŪḌʜᴀᴋᴀ

  8. 「南方世界,有鳩槃拏主,名尾嚕茶迦
    “Di sebelah selatan dunia ini adalah pemimpin para kumbhāṇḍa yang bernama Virūḍhaka.

    具大威德,身有光明,如日照世;
    Berkewibawaan besar, tubuhnya memancarkan cahaya, bak mentari menerangi dunia;

    亦如大海深廣無邊,彼諸凡夫不可測度。
    juga seumpama mahāsamudra yang dalam dan luasnya tak bertepi, orang biasa tiada boleh menduganya.

    統領眷屬鳩槃拏眾,恭敬圍繞,歌舞作唱,而受快樂。
    Memerintah rombongan para kumbhāṇḍa pengiringnya, yang dengan takzim mengelilinginya seraya mengidung, menari, dan menyanyi, ia menerima kebahagiaan.

    有九十一子,同名帝釋,有大勢力,勇猛暴惡。
    Ada sembilan puluh satu putranya, semuanya sama-sama bernama Indra, pemilik kekuatan yang hebat, perkasa lagi garang.

    見佛世尊,歸依、頂禮、尊重、恭敬。
    Demi menampak Buddha, sang Bhagavan, [dari kejaühan] mereka pergi berlindung, menyembah, memuliakan, dan menghormati-Nya.

    觀此非人而能禮敬,彼鳩槃拏主守護南方。
    Mengawasi makhluk-makhluk bukan-manusia ini mampu memberi hormat, pemimpin para kumbhāṇḍa tersebut menjaga penjuru selatan.

    如佛行,行如是護世。
    Sebagaimana Buddha berjalan, demikianlah dijalankannya penjagaan dunia.
    [Serunya:]

    是故!我今稽首歸命正遍知、明行足、無上寂靜。
    ‘Oleh karena itu, marilah kini kita menghormat dan berlindung kepada Samyak-saṃbuddha, sang Vidyācaraṇa-saṃpanna, yang telah mencapai Kedamaian Tiada Tara (Nirvāṇa)!’



    VɪʀŪĀᴋṣᴀ

  9. 「西方世界,有大龍主,名尾嚕博叉
    “Di sebelah barat dunia ini adalah pemimpin para nāga yang bernama Virūpākṣa.

    有大威德,光明遠照。
    Berkewibawaan besar, terang cahayanya memancar jauh.

    統領眷屬諸大龍眾,恭敬圍繞,歌舞作唱,而受快樂。
    Memerintah rombongan para nāga pengiringnya, yang dengan takzim mengelilinginya seraya mengidung, menari, dan menyanyi, ia menerima kebahagiaan.

    有九十一子,同名帝釋,有大勢力,勇猛暴惡。
    Ada sembilan puluh satu putranya, semuanya sama-sama bernama Indra, pemilik kekuatan yang hebat, perkasa lagi garang.

    見佛世尊,歸命、頂禮、尊重、恭敬。
    Demi menampak Buddha, sang Bhagavan, [dari kejaühan] mereka pergi berlindung, menyembah, memuliakan, dan menghormati-Nya.

    觀此非人而能禮敬,彼大龍主守護西方。
    Mengawasi makhluk-makhluk bukan-manusia ini mampu memberi hormat, pemimpin para nāga tersebut menjaga penjuru barat.

    如佛行,行如是護世。
    Sebagaimana Buddha berjalan, demikianlah dijalankannya penjagaan dunia.
    [Serunya:]

    是故!我今稽首歸命正遍知、明行足、無上寂靜。
    ‘Oleh karena itu, marilah kini kita menghormat dan berlindung kepada Samyak-saṃbuddha, sang Vidyācaraṇa-saṃpanna, yang telah mencapai Kedamaian Tiada Tara (Nirvāṇa)!’



    Kᴜᴠᴇʀᴀ

  10. 「北方世界,有藥叉,名俱吠囉
    “Di sebelah utara dunia ini adalah pemimpin para yakṣa yang bernama Kuvera.

    有大威德,身光熾盛,如大火焰。
    Berkewibawaan besar, cahaya tubuhnya menyala-nyala bagaikan kobaran api besar.

    統領眷屬藥叉之眾,恭敬圍繞,歌舞作唱,而受快樂。
    Memerintah rombongan para yakṣa pengiringnya, yang dengan takzim mengelilinginya seraya mengidung, menari, dan menyanyi, ia menerima kebahagiaan.

    有九十一子,同名帝釋,有大勢力,勇猛暴惡。
    Ada sembilan puluh satu putranya, semuanya sama-sama bernama Indra, pemilik kekuatan yang hebat, perkasa lagi garang.

    見佛世尊,歸依、頂禮、尊重、恭敬。
    Demi menampak Buddha, sang Bhagavan, [dari kejaühan] mereka pergi berlindung, menyembah, memuliakan, dan menghormati-Nya.

    觀此非人而能禮敬,彼藥叉主守護北方。
    Mengawasi makhluk-makhluk bukan-manusia ini mampu memberi hormat, pemimpin para yakṣa tersebut menjaga penjuru utara.

    如佛行,行如是護世。
    Sebagaimana Buddha berjalan, demikianlah dijalankannya penjagaan dunia.
    [Serunya:]

    是故!我今稽首歸命正遍知、明行足、無上寂靜。
    ‘Oleh karena itu, marilah kini kita menghormat dan berlindung kepada Samyak-saṃbuddha, sang Vidyācaraṇa-saṃpanna, yang telah mencapai Kedamaian Tiada Tara (Nirvāṇa)!’



  11. 「復次!北方世界,人壽千歲,命不中夭。地無耕種,人不執作。飲食自然,色香具足,資益諸根,身體光潤。處處皆有花果、樹木、流泉、池沼。隨意遊戲,如受天樂。如是東方持國、南方尾嚕茶迦、西方尾嚕博叉、北方俱吠囉,各以威德,護四大洲。
    “Selanjutnya lagi, di sebelah utara dunia ini manusia berumur seribu tahun dan tiada yang mati muda. Tanahnya tidak perlu dibajak atau ditanami; orang-orang tiada yang menguasaï atau mengerjakan [lahan tersebut]. Makanan dan minuman muncul secara alami, sempurna bentuk dan aromanya, mengumpani segala indera, dan menjadikan tubuh mulus bercahaya. Di segala tempat terdapatlah pohon buah-buahan dan bunga-bungaan, aliran sungai, mata air, dan kolam-kolam. Sekehendak pikiran, [penduduk di sana] bermain-main laksana menerima kebahagiaan surgawi. Demikianlah Dhr̥tarāṣṭra dari sebelah timur, Virūḍhaka dari sebelah selatan, Virūpākṣa dari sebelah barat, dan Kuvera dari sebelah utara, masing-masing dengan kewibawaannya menjaga keempat benua besar.



  12. 「復次!乾闥婆主有藥叉女眾,有乘象者、有乘馬者、有乘駝者、有乘水牛者、有乘羊者、有乘蛇者、有乘飛禽者、有乘童男者、有乘童女者。以象前引於虛空中,密詣諸方,種種變化,隨意自在。亦能守護,人不可見。
    “Selanjutnya lagi, pemimpin para gandharva ada³ (memiliki?) rombongan yakṣī: ada yang mengendaraï gajah, ada yang mengendaraï kuda, ada yang mengendaraï unta, ada yang mengendaraï kerbau, ada yang mengendaraï kambing, ada yang mengendaraï ular, ada yang mengendaraï unggas terbang, ada yang mengendaraï pemuda, ada yang mengendaraï pemudi. Dipandu oleh seekor gajah di angkasa, mereka melawat berbagai tempat secara rahasia, dengan bermacam-macam transformasi sekehendak pikiran. Mereka juga mampu menjagaï tanpa terlihat orang.

    若諸藥叉,形容醜惡,種種差異;亦如飛禽,往虛空中,自在遊行,亦密護人。其名曰:阿吒曩吒俱曩吒波里俱娑曩吒曩拏曩拏布里迦等,及藥叉女眾,皆住北方阿拏迦嚩帝大城。
    Para yakṣa tampil dalam rupa yang buruk, dengan bermacam-macam wujud berbeda; bagai unggas yang terbang di angkasa, mereka berkelana sesukanya, dan juga menjagaï orang secara rahasia. Mereka yang bernama: Āṭānāṭa, Kunāṭa, Parikusanāṭa, Nāḍa, Nāḍapurika, dkk. beserta rombongan yakṣī, semuanya tinggal di Kota Besar Aḍakavatī di utara.

    又此大城有一宮殿,於其四邊,有九十九池。水甚深廣,名曰地池,泉源通流,亦能降雨。
    Juga kota besar ini mempunyaï sebuah istana; di keempat sisinya ada sembilan puluh sembilan kolam. Airnya sangat dalam dan luas, namanya adalah Kolam Dharaṇī, mengalir deras dari sumbernya, mampu pula menurunkan hujan.

    復有多種花果樹木,所謂:供俱婆迦、俱囉囉、迦麼花等。果味甘美,眾所愛樂。頻伽、孔雀、種種諸鳥,常出妙音。
    Selanjutnya ada berbagai jenis pohon buah-buahan dan bunga-bungaan, yaïtu: kaukumbhaka, kurara, bunga kama, dll. Rasa buahnya manis dan sedap, disukaï oleh semua orang. [Kala]viṅka, merak, dan beraneka jenis burung senantiasa mengeluarkan suara merdu.

    彼有天子,名曰勇猛,并諸眷屬,亦住是宮,守護國界。」
    Di sana adalah seorang devaputra yang bernama Śūra beserta pengiringnya, juga tinggal di istana itu menjaga wilayah negeri.”






  13. 時,毘沙門天王,承佛慈力,次第宣說真言曰:
    Pada saat itu, dengan beroleh kekuatan kasih-sayang dari Buddha, Raja Dewa Vaiśravaṇa pun menguraikan secara berurutan mantra berikut:
    Atanatiya (Atanatika)



    Para Gandharva

  14. 爾時,毘沙門天王說真言已,白佛言:「世尊。復有諸大乾闥婆眾,與我而為兄弟。其名曰:
    Setelah Raja Dewa Vaiśravaṇa mengucapkan mantra tersebut, berkatalah ia kepada Buddha: “Bhagavan, ada pula rombongan para gandharva besar yang bertalian saüdara denganku. Nama-nama mereka adalah:

    欲麼睹、樂麼睹、歌麼多、
    Kāmamada, Ratimada, Gītamada,

    麼羅麼睹、麼度麼多、花醉、
    Mālāmada, Madhumada, Puṣpamada,

    恒醉、吉祥醉、財醉、
    Sadāmada, Śrīmada, Dhanamada,

    難禰迦、青蓮華、白蓮華、月、
    Nandika, Utpala, Puṇḍarīka, Candra,

    半尼羅、俱枳羅成、凍母嚕、五髻、
    Paṇila, Kokilasāra, Tumburu, Pañcaśikha,

    妙色、金麼拏尾、輸俱、
    Suvarṇa, Kanaka-māṇavi, Śukra,

    蜜里(二合)賀娑波(二合)帝王,野嚩帝·惹誐睹誐帝。
    Br̥haspati Rāja, yāvati jagatogati.

    如是等乾闥婆眾,迷惑、惱亂一切眾生。若有惱亂有情而不捨離者,聞此真言,頭破作七分如阿梨樹枝。
    Demikianlah rombongan gandharva tersebut menyesatkan dan mengganggu semua makhluk hidup. Jikalau ada yang mengganggu makhluk hidup dan tidak sudi lepas, demi mendengar mantra ini, maka pecahlah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka.

    真言曰:
    Mantranya berbunyi:
    Atanatiya (Atanatika)

    「世尊。若有聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於此經中,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,彼乾闥婆及父母、兄弟、男女眷屬等,皆不能為害。常來親近,侍奉衛護。若有惱害者,即失威力,不得乾闥婆三昧,頭破作七分如阿梨樹枝,亦不得往阿拏迦嚩帝大城中住。
    “Bhagavan, apabila terdapat seorang siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, atau upāsikā yang, terhadap sūtra ini, menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka gandharva-gandharva itu beserta ayah, ibu, kakak, adik, putra, atau putri pengiringnya semua takkan dapat mencelakaïnya. Mereka akan senantiasa datang mendekat, melayani, serta menjaganya. Jikalau ada yang mencelakaï, maka mereka akan kehilangan kekuatan perbawanya, tak mampu mendapat ‘Gandharva Samādhi’, akan pecah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka, juga tak dapat pergi ke Kota Besar Aḍakavatī untuk tinggal.



    Para Piśāca

  15. 「世尊。若有聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於此經中,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,彼閉舍左及父母、兄弟、男女眷屬等,皆不能為害。常來親近,侍奉衛護。若有惱害者,即失威力,不得閉舍左三昧,頭破作七分如阿梨樹枝,亦不得往阿拏迦嚩帝大城中住。
    “Bhagavan, apabila terdapat seorang siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, atau upāsikā yang, terhadap sūtra ini, menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka piśāca-piśāca beserta ayah, ibu, kakak, adik, putra, atau putri pengiringnya semua takkan dapat mencelakaïnya. Mereka akan senantiasa datang mendekat, melayani, serta menjaganya. Jikalau ada yang mencelakaï, maka mereka akan kehilangan kekuatan perbawanya, tak mampu mendapat ‘Piśāca Samādhi’, akan pecah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka, juga tak dapat pergi ke Kota Besar Aḍakavatī untuk tinggal.

    真言曰:
    Mantranya berbunyi:
    Atanatiya (Atanatika)



    Para Kumbhāṇḍa

  16. 「世尊。復有鳩槃拏眾。其名曰:
    “Bhagavan, ada pula rombongan kumbhāṇḍa. Nama-nama mereka adalah:

    難多、烏波難多、訖里(二合)計輸、
    Dānta, Upadānta, Kr̥kīśa,

    麼賀波囉輸(二合)、摩斛那囉、捺舍賀娑睹(二合)
    Mahāpārśva, Mahodara, Daśahasta,

    部彌左嚕、末麼訖里(二合)瑟拏(二合)、路呬多、
    Bhūmicara, Vāmakr̥ṣṇa, Lohita,

    阿婆囉嚩囉拏、尾麼路、禰里伽(二合)囉拏、
    Abhravarṇa, Vimala, Dīrghakarṇa¹⁰,

    誐里惹曩、惹致路、捺舍難尼、阿里祖(二合)諾、
    Garjana, Jaṭila, Daśadānī¹¹, Arjuna,

    迦麼迦麼迦、曀羅巘拏、訖里(二合)野虞般多、
    Kāmakāmaka, Elagaṇḍa¹², Kriyāgupta,

    怛囉野(二合)劍末羅跋捺里(二合)迦、
    trayaḥ Kāmbalabhadrikāḥ (tiga Bhadrika Berselimut Wol),

    薩里嚩(二合)囕誐、唧怛囉(二合)芻等。
    Sarvaraṅga, Citrākṣa, dkk.

    如是鳩槃拏眾,迷惑、惱亂一切有情。若有惱亂者,聞此真言,頭破作七分如阿梨樹枝。
    Demikianlah rombongan kumbhāṇḍa tersebut menyesatkan dan mengganggu semua makhluk hidup. Jikalau ada yang mengganggu makhluk hidup, demi mendengar mantra ini, maka pecahlah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka.

    真言曰:
    Mantranya berbunyi:
    Atanatiya (Atanatika)

    「世尊。若有聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於此經中,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,彼鳩槃拏眾及父母、兄弟、男女眷屬等,皆不能為害。常來親近,侍奉衛護。若有惱害者,即失威力,不能鳩槃拏三昧,頭破作七分如阿梨樹枝,亦不得往阿拏迦嚩帝大城中住。
    “Bhagavan, apabila terdapat seorang siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, atau upāsikā yang, terhadap sūtra ini, menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka rombongan kumbhāṇḍa itu beserta ayah, ibu, kakak, adik, putra, atau putri pengiringnya semua takkan dapat mencelakaïnya. Mereka akan senantiasa datang mendekat, melayani, serta menjaganya. Jikalau ada yang mencelakaï, maka mereka akan kehilangan kekuatan perbawanya, tak mampu mendapat ‘Kumbhāṇḍa Samādhi’, akan pecah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka, juga tak dapat pergi ke Kota Besar Aḍakavatī untuk tinggal.



    Para Preta

  17. 「世尊。若有聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於此經中,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,彼必隸多及彼父母、兄弟、男女眷屬等,皆不能為害。常來親近,侍奉供養。若有惱害者,即失威力,不得必隸多三昧,頭破作七分如阿梨樹枝,亦不得往阿拏迦嚩帝大城中住。
    “Bhagavan, apabila terdapat seorang siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, atau upāsikā yang, terhadap sūtra ini, menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka preta-preta beserta ayah, ibu, kakak, adik, putra, atau putri pengiringnya semua takkan dapat mencelakaïnya. Mereka akan senantiasa datang mendekat, melayani, serta memujanya. Jikalau ada yang mencelakaï, maka mereka akan kehilangan kekuatan perbawanya, tak mampu mendapat ‘Preta Samādhi’, akan pecah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka, juga tak dapat pergi ke Kota Besar Aḍakavatī untuk tinggal.

    真言曰:
    Mantranya berbunyi:
    Atanatiya (Atanatika)



    Para Nāga

  18. 「世尊。我今復說諸大龍眾。其名曰:
    “Bhagavan, kini akan kuuraikan pula rombongan para nāga besar. Nama-nama mereka adalah:

    難努波難努、
    Nandopanandau (Nanda + Upananda),

    難禰嚩、
    Nandyeva (Nandin saja),

    嚩穌計里跋捺囉(二合)惹敢(二合)迦、卑孕(二合)誐路、
    Vāsukirbhadrajambukaḥ (Vāsuki, Bhadrajambuka¹³), Piṅgala,

    那地迦囉拏、印捺囉(二合)嚩護、莎悉帝(二合)迦、
    Dadhikarṇa, Indrabāhu, Svastika,

    阿輸俱、彌多輸迦、尾鉢囉(二合)目訖睹、惹焰鉢帝、
    Aśoka, Vītaśoka, Vipramukta, Jayaṃpati,

    必里(二合)兔多羅、唧怛囉(二合)多羅、
    Pr̥thutala, Citratala,

    必里(二合)兔𤚥、唧怛囉(二合)鉢囉(二合)賀嚩𡁠、
    Pr̥thujman, Citra-prahadbhuj¹⁴,

    麼賀頗尼所·惹喻(二合)底囉穌、
    mahāphaṇeṣu Jyotīrasaḥ¹⁵ (‘Kesenangan Bintang’ di antara para ular tedung),

    麼賀訖里瑟拏、部惹敢(二合)誐麼、
    Mahākr̥ṣṇa, Bhujaṅgama,

    阿惹播羅、怛乞叉(二合)、嚩摩訖里(二合)瑟拏(二合)
    Ajapāla, Takṣaka¹⁶, Vāmakr̥ṣṇa,

    舍野摩秫俱(二合),乃至世間行者。
    Śyāmaśukla¹⁷, hingga semua yang berkelana di dunia.

    如是龍等惱亂有情,聞此真言,頭破作七分如阿梨樹枝。
    Demikianlah nāga-nāga tersebut yang mengganggu makhluk hidup, demi mendengar mantra ini, maka pecahlah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka.

    真言曰:
    Mantranya berbunyi:
    Atanatiya (Atanatika)

    「世尊。若有聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於此經中,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,彼諸龍眾及彼父母、兄弟、男女眷屬等,皆不能為害。常來親近,侍奉衛護。若有惱害者,即失威力,不得龍中三昧,頭破作七分如阿梨樹枝,亦不得往阿拏迦嚩帝大城中住。
    “Bhagavan, apabila terdapat seorang siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, atau upāsikā yang, terhadap sūtra ini, menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka rombongan para nāga itu beserta ayah, ibu, kakak, adik, putra, atau putri pengiringnya semua takkan dapat mencelakaïnya. Mereka akan senantiasa datang mendekat, melayani, serta menjaganya. Jikalau ada yang mencelakaï, maka mereka akan kehilangan kekuatan perbawanya, tak mampu mendapat ‘Nāga Samādhi’, akan pecah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka, juga tak dapat pergi ke Kota Besar Aḍakavatī untuk tinggal.



    Para Kaṭapūtana

  19. 「世尊。若有聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於此經中,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,彼羯吒布怛曩及彼父母、兄弟、男女眷屬等,皆不能為害。常來親近,侍奉供養。若有惱害者,即失威力,不得羯吒布怛曩三昧,頭破作七分如阿梨樹枝,亦不能往阿拏迦嚩帝大城中住。
    “Bhagavan, apabila terdapat seorang siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, atau upāsikā yang, terhadap sūtra ini, menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka kaṭapūtana-kaṭapūtana beserta ayah, ibu, kakak, adik, putra, atau putri pengiringnya semua takkan dapat mencelakaïnya. Mereka akan senantiasa datang mendekat, melayani, serta memujanya. Jikalau ada yang mencelakaï, maka mereka akan kehilangan kekuatan perbawanya, tak mampu mendapat ‘Kaṭapūtana Samādhi’, akan pecah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka, juga tak dapat pergi ke Kota Besar Aḍakavatī untuk tinggal.

    真言曰:
    Mantranya berbunyi:
    Atanatiya (Atanatika)



    Para Jenderal Yakṣa¹⁸

  20. 「世尊。我今說彼藥叉大將。其名曰:
    “Bhagavan, kini akan kuuraikan jenderal-jenderal besar yakṣa. Nama-nama mereka adalah:

    印捺囉(二合)、穌謨、嚩嚕拏、
    Indra, Soma, Varuṇa,

    鉢囉(二合)惹鉢帝、婆羅捺嚩惹、伊舍曩室左(二合)難曩、
    Prajāpati, Bharadvāja, Īśanaścandanaḥ (Īśana, Candana),

    迦麼室里瑟姹、俱儞建跓、儞軍吒、
    Kāmaśreṣṭha, Kunikaṇṭha, Nikuṇṭha,

    摩尼里、摩尼里、摩尼左囉、
    Maṇirmaṇirmaṇicaraḥ (Maṇi¹⁹, Maṇi, Maṇicara),

    鉢囉(二合)拏那、烏波半左迦、
    Praṇāda, Upapañcaka,

    娑多儗里、呬麼嚩多、布囉拏、
    Sātāgiri, Haimavata, Pūrṇa,

    佉禰囉俱、尾吒、虞波羅野叉、
    Khadiraka, Viṭa²⁰, Gopāla Yakṣa,

    阿吒嚩俱、曩囉囉祖、𡁠那里沙婆、唧怛囉(二合)細曩、
    Āṭavaka, Nara Rāja, Janar̥ṣabha, Citrasena,

    巘馱里舞(二合)、禰里伽(二合)舍訖帝(二合)、摩多隸、半左羅巘拏、
    Gandharva, Dīrghaśakti, Mātali, Pañcālagaṇḍa,

    穌摩曩、禰里伽(二合)野叉并諸眷屬,
    Sumana, Dīrgha Yakṣa dan para pengiringnya,

    帝里(二合)頗隸左、帝里(二合)建吒等,乃至世間行者。
    Triphalī ca Trikaṇṭhaḥ (Triphalin dan Trikaṇṭha), hingga semua yang berkelana di dunia.

    俱是眷屬,若惱亂有情而不捨離者,聞此真言,頭破作七分如阿梨樹枝。
    Bersama dengan pengiringnya tersebut, jikalau mereka mengganggu makhluk hidup dan tidak sudi lepas, demi mendengar mantra ini, maka pecahlah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka.

    真言曰:
    Mantranya berbunyi:
    Atanatiya (Atanatika)

    「世尊。若有聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於此經中,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,彼諸藥叉及彼父母、兄弟、男女眷屬等,皆不能為害。若有惱亂者,即失威力,不能得藥叉三昧,頭破作七分如阿梨樹枝,亦不能往阿拏迦嚩帝大城中住。
    “Bhagavan, apabila terdapat seorang siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, atau upāsikā yang, terhadap sūtra ini, menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka para yakṣa itu beserta ayah, ibu, kakak, adik, putra, atau putri pengiringnya semua takkan dapat mencelakaïnya. Jikalau ada yang mencelakaï, maka mereka akan kehilangan kekuatan perbawanya, tak mampu mendapat ‘Yakṣa Samādhi’, akan pecah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka, juga tak dapat pergi ke Kota Besar Aḍakavatī untuk tinggal.



    Para Rākṣasa

  21. 「世尊。若有聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於此經中,受持、讀誦、禮敬、供養、廣為人說,彼諸羅剎及彼父母、兄弟、男女眷屬等,皆不能為害。常來親近,侍奉供養。若有惱亂者,即失威力,不能得羅剎三昧,頭破作七分如阿梨樹枝。亦不能往阿拏迦嚩帝大城中住。
    “Bhagavan, apabila terdapat seorang siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, atau upāsikā yang, terhadap sūtra ini, menerima, memegang, membaca, melafalkan, menghormati, memuja, dan membabarkannya kepada orang lain, maka para rākṣasa beserta ayah, ibu, kakak, adik, putra, atau putri pengiringnya semua takkan dapat mencelakaïnya. Mereka akan senantiasa datang mendekat, melayani, serta memujanya. Jikalau ada yang mencelakaï, maka mereka akan kehilangan kekuatan perbawanya, tak mampu mendapat ‘Rākṣasa Samādhi’, akan pecah kepalanya menjadi tujuh bagian bagaikan ranting arjaka, juga tak dapat pergi ke Kota Besar Aḍakavatī untuk tinggal.

    真言曰:
    Mantranya berbunyi:
    Atanatiya (Atanatika)






  22. 毘沙門天王說此《阿吒曩胝經》已,禮世尊足,卻住一面。
    Setelah Raja Dewa Vaiśravaṇa membabarkan Āṭānāṭīya Sūtra ini, maka ia menyembah kaki sang Bhagavan dan undur berdiri di satu sisi.



  23. 爾時,釋迦牟尼佛,於夜分中,告苾芻眾言:「如是!此經有大威力,能為明護。」
    Pada saat itu, di waktu jaga pertengahan malam, Buddha Śākyamuni pun memberitahu para bhikṣu: “Demikianlah! Sūtra ini memiliki kekuatan perbawa yang agung, dan mampu menjadi ilmu (vidyā) dan penjagaan (rakṣā).”



  24. 彼毘沙門天王,與無數、百、千藥叉眷屬,放大光明,照祇陀園一切境界,說伽他曰:
    [Sekali lagi] Raja Dewa Vaiśravaṇa beserta ratusan, ribuan, tak terhitung yakṣa pengiringnya memancarkan cahaya cemerlang yang menerangi seluruh kawasan Hutan Jeta, lalu mengucapkan gāthā berikut:

    「歸命大無畏  正覺二足尊
     諸天以天眼  觀無所見
     過現未來佛  三世慈悲主
     一一正遍知  我今歸命禮」

    “Hormat bagi Yang Teragung Tanpa Ketakutan,
    Saṃbuddha yang terunggul di antara makhluk berkaki-dua.
    Para dewa, dengan mata dewanya,
    tidak dapat melihat makna [seperti yang Kauamati].

    Kepada para Buddha di masa lampau, sekarang, dan akan datang,
    Pemimpin yang Penuh Kasih-Sayang dari ketiga masa,
    — ya, kepada para Samyaksaṃbuddha ini satu per satu —
    kini aku pergi berlindung dan menyembah.”



  25. 說此偈已,而白佛言:「有諸聲聞苾芻、苾芻尼、優婆塞、優婆夷,於曠野、林間、樹下,經行坐臥,有諸藥叉非人之類——有信佛言者、有少信者、有極惡不信者——惱亂有情,令不安隱,說此經典,利樂眾生。」
    Setelah mengucapkan gāthā ini, berkatalah ia kepada Buddha: “Terdapat para siswa (śrāvaka) bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka, dan upāsikā yang berjalan-jalan, duduk, atau berbaring di padang belantara, di tengah hutan, atau di bawah pohon. Jikalau ada di antara para yakṣa, golongan bukan-manusia — ada yang meyakini sabda Buddha, ada yang hanya sedikit yakin, ada pula yang amat jahat dan [sama sekali] tidak yakin — yang mengganggu makhluk hidup lain sehingga tidak tenteram, dengan diucapkannya sūtra ini, maka semua makhluk akan teruntungkan.”



    — (Buddha:)

  26. 「汝諸苾芻。諦聽!諦聽!此經真實有大威力,能為救護。乃至天人,常得密護。汝當受持,廣宣流布!」
    “Para bhikṣu, dengarkanlah oleh kalian baik-baik! Sūtra ini sungguh memiliki kekuatan perbawa yang agung, dan mampu menjadi penolong dan penjaga. Bahkan dari dewa dan manusia, seseorang senantiasa mendapatkan penjagaan rahasia. Kalian haruslah menerima, memegang, dan menyebarluaskannya!”



  27. 說是語已,天、龍、藥叉、人、非人等,皆大歡喜,信受奉行。
    Setelah disabdakan-Nya perkataan ini, para dewa, nāga, yakṣa, manusia maupun bukan-manusia, semuanya merasa amat bergembira, serta meyakini, menerima, menjunjung, dan melaksanakannya.






《佛說毘沙門天王經》
Akhir dari Sūtra tentang Raja Dewa Vaiśravaṇa






CATATAN:

¹ Pada manuskrip-manuskrip Skt. mahāvīra; Tib. dpa-chen དཔའ་ཆེན. Mungkinkah bentuk asli pada sumber dari teks kita *mahābhīru (mahā + abhīru)?

² Tentatif. Wo 我 pada teks kita tampaknya salah salin untuk i 義. Kuan wo wu-so-chien 觀我無所見 akan berarti ‘mengamati apa yang tidak dapat kulihat’. Kesalahan ini kembali terdapat pada gāthā yang diulangi di akhir teks.

³ Kurang jelas. Tidakkah semestinya pemimpin para yakṣa (Kuvera) yang memiliki rombongan yakṣī?

⁴ Kita mungkin tergoda untuk merekonstruksi nama ini menjadi *Kusanāṭa (bandingkan Pāli: Kusināṭā). Akan tetapi, lihat Sūryagarbha Sūtra, yang merupakan bagian dari Mahāsannipāta 《大方等大集經·日藏分》 (T. vol. 13, № 397 hlm. 248c), di mana nama-nama yakṣa ini menjadi rangkaian kata-kata sebuah dhāraṇī: “... 阿吒那吒(十三)拘那吒(十四)鉢利鳩薩那吒(十五)那茶那吒(十六)富利迦那吒(十七).” Juga patut diperhatikan bahwa kita “terpaksa” menampilkan nama-nama yakṣa ini dalam bentuk maskulin; sementara pada Āṭānāṭiya Suttanta Pāli mereka merupakan nama-nama kota berakhiran yang memiliki gender feminin.

⁵ Tib. rnga-‘dzin རྔ་འཛིན. Tampaknya menerjemahkan pāṇavika.

⁶ 成 barangkali merupakan terjemahan untuk -sāra. Akan tetapi, Tib. khu-byug-sgra ཁུ་བྱུག་སྒྲ = Kokilasvara.

⁷ Datta? Tib. byin བྱིན.

⁸ Upadatta? Tib. nye-byin ཉེ་བྱིན.

⁹ Tib. kri-mi-sha ཀྲི་མི་ཤ.

¹⁰ Teks kita kekurangan chia 迦 untuk aksara “ka”. Bandingkan Tib. rna-ba-ring རྣ་བ་རིང (‘bertelinga panjang’).

¹¹ Bentuk nominatif untuk Daśadānin. Pada Tib. stobs-bcu སྟོབས་བཅུ, yang biasanya merupakan terjemahan untuk daśabala.

¹² Pada Tib. ‘jog-po འཇོག་པོ, yang biasanya merupakan terjemahan untuk nama seorang raja nāga, Takṣaka.

¹³ Teks kita kekurangan pu 部 untuk aksara “bhu”. Bentuk asli dari Tib. ‘dzam-bu-bzang འཛམ་བུ་བཟང sepertinya Jambubhadra.

¹⁴ Tentatif. Tib. bkra-bdud-rgyal བཀྲ་བདུད་རྒྱལ. *Prahad-bhuj (‘raja pembantai’) tampaknya ditafsirkan sederhana sebagai bdud-rgyal, yang biasanya merupakan terjemahan Māra Rāja.

¹⁵ Jyotīrasa juga merupakan nama sejenis permata. Entah apa maksud karakter suo 所 di sini, barangkali transkripsi untuk akhiran lokatif jamak -ṣu. Selain itu, penempatan 二合 setelah suo tampak janggal; seharusnya ialah setelah 惹喻 yang mewakili sukukata tunggal jyo-. Versi Tib. menganggap ada dua nama yang terpisah: Mahāphaṇin (gdengs-ka-chen གདེངས་ཀ་ཆེན) dan Jyotīrasa (skar-dga’ སྐར་དགའ).

¹⁶ Teks kita kekurangan chia 迦 untuk aksara “ka”.

¹⁷ Kita mungkin menduga sumber teks kita memiliki bentuk Prakerta *-suka (bandingkan Pāli sukka). Namun, 二合 setelahnya menandakan bahwa seharusnya ada dua karakter untuk mentranskripsikan satu sukukata. Maka secara tentatif lu 路 ditambahkan di sini.

¹⁸ Nama-nama para jenderal yakṣa ini terdapat dalam manuskrip Sanskerta Mahāmāyūrī Sūtra dengan urut-urutan yang hampir sama persis. Lihat Shūyo Takubo (ed.), Ārya-Mahā-Māyūrī Vidyā-Rājñī (Tokyo: 1972), hlm. 27–28.

¹⁹ Sumber asli teks kita sepertinya memiliki dua Maṇi. Yang pertama ini, akan tetapi, pada Mahāmāyūrī Sanskerta terbaca Vaḍi. Pada Tib. stobs-ldan སྟོབས་ལྡན, yang biasanya merupakan terjemahan untuk balin/balavat.

²⁰ Dalam Mahāmāyūrī Sanskerta dua nama terakhir ini berbentuk: Khadira, Kovida. Akan tetapi, 吒 biasanya merupakan transkripsi untuk aksara “ṭa” sehingga rekonstruksi kita lebih dekat dengan terjemahan Tib.: Khadiraka (seng-ldeng-ma སེང་ལྡེང་མ) dan Viṭa (gyon-can གཡོན་ཅན).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar