Jilid 3 Vinaya Mātṛkā 《毘尼母經》 (T. vol. 24, № 1463 hlm. 814b) masih melestarikan etimologi lama prātimokṣa sebagai berasal dari kata pramukha dengan infiks -ādi-. Gugus -kṣ- pada bentuk Sanskerta prātimokṣa tentu saja tidak bisa terjelaskan dengan etimologi yang mengandung gugus -kh- ini, kecuali seandainya penjelasan tersebut masih disampaikan dalam suatu dialek Prakerta (seperti, misalnya, pada “Uposatha Khandhaka” dari Vinaya Piṭaka Pāli: pātimokkhanti ādimetaṃ mukhametaṃ pamukhametaṃ kusalānaṃ dhammānaṃ).
Bentuk Prakerta/Pāli pamukha dan Sanskerta pramukha, yang berarti ‘pemimpin, pemandu’, bisa kita bandingkan turunannya dalam bahasa Indonesia: pemuka dan pramuka. Pemuka ialah yang terkemuka/terdepan. Maka terjemahan Tionghoanya di sini 最勝 ‘yang terunggul’.
Mengambil Pātimokkha Saṃvara bukan berarti menimbulkan keterikatan pada aturan-aturan kaku dan profan — yang merupakan salah satu dari sepuluh belenggu (saṃyojana). Orang yang terikat pada nafsu, sebagai contoh, justru berangsur-angsur akan terbebas dari nafsu berkat mengambilnya. Jadi, penafsiran belakangan untuk bentuk prātimokṣa sebagai ‘pengarah Pembebasan’, walaupun harus menggunakan etimologi baru sebagai pengganti, tidaklah berlawanan dengan idé yang semula. Pengekangan Prātimokṣa Saṃvara atas jasmani dan ucapan, yang sepintas terlihat duniawi, akan memandu batin hingga akhirnya tercipta Anāsrava Saṃvara yang bersifat adiduniawi.
Bentuk Prakerta/Pāli pamukha dan Sanskerta pramukha, yang berarti ‘pemimpin, pemandu’, bisa kita bandingkan turunannya dalam bahasa Indonesia: pemuka dan pramuka. Pemuka ialah yang terkemuka/terdepan. Maka terjemahan Tionghoanya di sini 最勝 ‘yang terunggul’.
Mengambil Pātimokkha Saṃvara bukan berarti menimbulkan keterikatan pada aturan-aturan kaku dan profan — yang merupakan salah satu dari sepuluh belenggu (saṃyojana). Orang yang terikat pada nafsu, sebagai contoh, justru berangsur-angsur akan terbebas dari nafsu berkat mengambilnya. Jadi, penafsiran belakangan untuk bentuk prātimokṣa sebagai ‘pengarah Pembebasan’, walaupun harus menggunakan etimologi baru sebagai pengganti, tidaklah berlawanan dengan idé yang semula. Pengekangan Prātimokṣa Saṃvara atas jasmani dan ucapan, yang sepintas terlihat duniawi, akan memandu batin hingga akhirnya tercipta Anāsrava Saṃvara yang bersifat adiduniawi.
波羅提木叉者,名最勝義。以何義故名為最勝?
Prātimokṣa bernama ‘yang terunggul’ (pra- + ādi + -mukha). Arti manakah yang menyebabkannya dinamakan ‘yang terunggul’?
諸善之本以戒為根,眾善得生,故言勝義。
Śīla adalah akar dari dasar segala kebaikan, aneka kebaikan terlahir darinya; karenanya ia dikatakan berarti ‘yang unggul’ (mukha).
復次!戒有二種:
Selanjutnya lagi, Śīla ada dua jenis:
一、出世; 1. Adiduniawi;此世間者,能為出世作因,故言最勝。
二、世間。 2. Duniawi.
Yang duniawi ini mampu menjadi sebab bagi yang adiduniawi; karenanya ia dikatakan ‘yang terunggul’ (pramukha).
復次!戒有二種:
Selanjutnya lagi, Śīla ada dua jenis:
一者、依身口; 1. Yang terkait jasmani dan ucapan;由依身口戒,得依心戒,故名為首。
二者、依心。 2. Yang terkait batin.
Dari Śīla yang terkait jasmani dan ucapan ini, diperolehlah Śīla yang terkait batin; karenanya ia dinamakan ‘perintis’ (ādi).