有言:「受三歸竟,說不殺一戒,爾時得戒。」
Ada yang berpendapat: “Selesai menerima Tiga Perlindungan, lalu mengucapkan satu śīla saja: tidak membunuh, maka pada saat itu Śīla [lengkap seorang upāsaka] diperoleh.” (Pendapat ini berdasarkan kalimat yang sering dijumpaï dalam sūtra-sūtra: “Saya berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Bhikṣu-saṅgha. Kiranya Bhadanta memegang pernyataan saya, sebagai upāsaka, yang mulaï saat ini menjaga kehidupan,” dst.)
所以說一戒得五戒者,為能持一戒,五戒盡能持故。有以五戒勢分相著故,兼本意誓受五戒故。
Dengan berpendapat bahwa “mengucapkan satu śīla, kelima śīla diperoleh”, maka apabila seseorang menyatakan sanggup memegang satu śīla, berarti kelima śīla sanggup ia pegang seluruhnya. Hal ini (menurut mereka) karena bagian kekuatan dari kelima śīla saling melekat [antara śīla yang satu dengan yang lain], serta karena maksud awalnya adalah berkomitmen menerima kelima śīla seluruhnya.
有言:「受五戒竟,然後得戒。」
Ada lagi yang berpendapat: “Selesai mengucapkan kelima śīla, barulah Śīla [lengkap seorang upāsaka] diperoleh.”
於諸說中,受三歸已得五戒者,此是定義。
Bagaimana pun, di antara semua pendapat, pernyataan “setelah menerima Tiga Perlindungan, kelima śīla diperoleh” inilah prinsip yang pasti [yang kita anut].
—— Sarvāstivāda-vinaya Vibhāṣā 《薩婆多毘尼毘婆沙》
(T. vol. 23, № 1440 hlm. 506b)
※
Mengikuti pandangan Sarvāstivādin di atas, substansi Śīla secara otomatis terbentuk sewaktu mengulangi tiga kali “aku berlindung kepada Buddha, aku berlindung kepada Dharma, aku berlindung kepada Saṅgha”, bukan pada saat mengulangi langkah latihan (śikṣāpada). Setelah seseorang selesai mengulangi Tiga Perlindungan dalam upacara penerimaan Śīla, ia sudah memperoleh Śīla yang ia mohon. Pengucapan langkah latihan selanjutnya — “aku mengambil langkah latihan untuk menghindari pembunuhan makhluk hidup” (prāṇātipāta vairamaṇa śikṣāpadaṃ samādayāmi), “aku mengambil langkah latihan untuk menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan” (adattādāna vairamaṇa śikṣāpadaṃ samādayāmi), dsb. — hanyalah penegasan agar bentuk śīla yang ia ambil menjadi jelas diketahui.
Akan tetapi, berbeda dengan pandangan Sarvāstivādin/Vaibhāṣika, dalam tradisi Sekolah Vinaya di Cina kita diperbolehkan hanya mengambil satu atau beberapa śīla saja (tidak lengkap lima). Maka sebelum mengulangi Tiga Perlindungan, seseorang hendaknya menyadari dengan sepenuh hati: dalam rangka mengambil śīla manakah Tiga Perlindungan itu akan ia ucapkan — sebab substansi (untuk satu, beberapa, atau lengkap lima) śīla ia peroleh pada momen tersebut. Selanjutnya, untuk menegaskan śīla mana saja yang ia ambil, pada saat gurunya mengucapkan langkah latihan (dalam tradisi Cina tidak digunakan format pengulangan, tetapi berbentuk tanya-jawab), ia harus menjawab: “Ya, saya sanggup memegangnya” untuk yang ia ambil, dan berdiam/tidak menjawab apa-apa untuk yang tidak diambilnya.
Bagaimanakah jika pada saat transmisi Śīla, Tiga Perlindungan lupa diulangkan, dan hanya langkah latihannya yang diucapkan? Menurut Abhidharma Mahāvibhāṣā 《阿毘達磨大毘婆沙論》 (T. vol. 27, № 1545 hlm. 646b):
問:諸有但受近事律儀,不受三歸,得律儀不?
Tanya: Mereka yang hanya menerima disiplin (saṃvara) upāsaka, tetapi tidak menerima Tiga Perlindungan — apakah mereka memperoleh disiplin tersebut?
有說不得。以受三歸,與此律儀,為門、為依、為加行故。
Ada yang berpendapat: Tidak memperoleh. Disiplin tersebut diberikan dengan Tiga Perlindungan sebab itulah pintunya, sandarannya, pendahuluannya (prayoga).
有說不定。謂:若不知“先受三歸,後方受戒”,信戒師故,便受律儀。彼得律儀;戒師得罪。
Ada yang berpendapat: Tidak tentu. Jikalau tidak mengetahui bahwa “mula-mula harus menerima Tiga Perlindungan, barulah kemudian menerima śīla”, namun karena keyakinannya kepada guru pembimbing Śīla, lalu ia menerima disiplin. Maka ia memperoleh disiplin; akan tetapi, gurunya mendapatkan pelanggaran (yakni duṣkr̥ta, karena lalai memberikan Tiga Perlindungan).
若彼解了“先受三歸,後受律儀”是正儀式,但憍慢故,不受三歸,作如是言:“且應受戒,何用歸信佛、法、僧”,為彼慢纏心,雖受不得。
Jikalau ia sudah mengerti bahwa “mula-mula harus menerima Tiga Perlindungan, barulah kemudian menerima śīla” adalah prosedur yang benar, namun karena kesombongannya, ia tidak mau menerima Tiga Perlindungan dan berkata: “Aku seharusnya hanya menerima śīla; apa gunanya berlindung dan yakin kepada Buddha, Dharma, dan Saṅgha?” Maka karena kesombongan yang membelenggu batinnya, meskipun ia menerima, ia tidak memperoleh [disiplin tersebut].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar