Powered by Administrator

Translate

Sabtu, 01 Januari 2022

BALASLAH BUDI SANG BUDDHA

8 bodhisattvas mandala

時,八大菩薩白佛言:「云何是報佛恩?」
Kalakian kedelapan Bodhisattva berkata kepada Buddha: “Bagaimanakah membalas budi Buddha?”

佛言:「咸得成佛已,須廣度有情,不得住寂,自受寂樂。」
Buddha berkata: “Setelah [kalian] semua menjadi Buddha, perlulah secara ekstensif menyelamatkan semua makhluk; jangan berdiam dalam Kedamaian, menikmati sendiri kebahagiaan Kedamaian.”

—— *Amr̥takuṇḍalī Jvāloṣṇīṣa Sūtra
《大妙金剛大甘露軍拏利焰鬘熾盛佛頂經》
(T. vol 19, № 965 hlm. 342a)


Setelah terakhir kali kita lihat bagaimana orang yang kenal budi dan tahu membalas budi (kr̥tajña-kr̥tavedin) dipujikan Buddha, maka yang menjadi pertanyaan sekarang adalah caranya. Budi Buddha sukar dibalas karena begitu besar dan banyak. Dalam kutipan di atas Buddha menjawab delapan Bodhisattva bahwa untuk membalas budi-Nya adalah dengan meraih Kebuddhaan, sama seperti diri-Nya, demi menyelamatkan semua makhluk.

Kita teringat akan syair yang biasa didoakan dalam ibadat pagi, yang bersumber dari pujian Ānanda di akhir jilid 3 Śūraṅgama Sūtra 《大佛頂首楞嚴經》 (T. vol. 19, № 945 hlm. 119b):

「願今得果成寶王  還度如是恒沙眾
 將此深心奉塵剎  是則名為報佛恩
 伏請世尊為證明  五濁惡世誓先入
 如一眾生未成佛  終不於此取泥洹」

 “Semoga kini kuperoleh Buah dan menjadi Raja Permata.
 Kembali, ’kan kuselamatkan makhluk yang bagaikan pasir Gāṅga.
 Biarlah batin mendalam ini kuhaturkan bagi (Buddha)kṣetra sebanyak debu.
 Inilah yang dinamakan membalas budi Buddha.

 Dengan tunduk kuundang Bhagavan sebagai saksi:
 ke dunia yang merosot dengan lima kekeruhan ’ku berkomitmen memasukinya dahulu.
 Jikalau satu makhluknya pun belum mencapai Kebuddhaan,
 selamanya di sini takkan kuambil [kedamaian] Nirvāṇa.”

Menyelamatkan semua makhluk bahkan hanya merupakan cara membalas budi pada tataran fenomenal sebab, pada tataran nomenal, penyelamat, keselamatan, dan yang diselamatkan hakikatnya adalah kosong. *Cittabhūmi-parīkṣā Sūtra 《大乘本生心地觀經》 (T. vol. 3, № 159 hlm. 293c) mengatakan “menginsafi kekosongan ketiga cakra demi membalas budi Buddha” (悟三輪空以報佛恩).


Apabila pernyataan di atas terlalu mengawang-awang, maka teks lain mengatakan:

「舍利弗。唯有二人能報佛恩。何等為二?
“Śāriputra, hanya ada dua pribadi yang mampu membalas budi Buddha. Apakah keduanya itu?

一者、盡漏;
1. Yang mengakhiri kebocoran batin;

二者、發阿耨多羅三藐三菩提心。
2. Yang membangkitkan batin Anuttara Samyak-saṃbodhi.

舍利弗。是二種人善能供養諸佛如來,善報諸佛所有恩惠。」
Śāriputra, kedua jenis pribadi ini dengan baik mampu mempersembahi para Tathāgata, dengan baik membalas budi yang diulurkan para Buddha.”

—— *Sarvadharmāgrasamudgatarāja Sūtra
《諸法勇王經》
(T. vol 17, № 822 hlm. 849b)

Jikalau mencapai Kebuddhaan masih di luar jangkauan pemikiran kita, maka yang lebih rendah adalah dengan mengakhiri kebocoran batin (kṣīṇāsrava), yakni: menjadi arhat. Atau, seperti homili Bodhisattva *Mayūrarāja dalam Saddharma-smr̥tyupasthāna Sūtra sebelumnya, untuk membalas budi Buddha minimal kita memiliki Keyakinan yang Tak Terhancurkan (abhedya prasāda).

Keyakinan yang Tak Terhancurkan hanya dimiliki oleh seorang yang, minimal, mencapai Srotāpatti¹. Salah satu unsur dari Keyakinan yang Tak Terhancurkan adalah keyakinan akan “Śīla yang dicintaï para suci” (ārya-kāntaiḥ śīlaiḥ). Śīla manakah yang dicintaï para suci? Yakni: Anāsrava Saṃvara yang bersifat adiduniawi.

Anāsrava Saṃvara dapat tercapai dengan berlatih Prātimokṣa Saṃvara, yang meliputi disiplin bhikṣu/bhikṣuṇī hingga disiplin upāsaka/upāsikā. Prātimokṣa Saṃvara, yang bersifat duniawi, mampu menjadi sebab bagi yang adiduniawi². Prātimokṣa Saṃvara sesungguhnya adalah Dharma-nya para suci, namun diberlakukan untuk makhluk biasa sebab dapat menata jalan menuju Kebebasan³. Karenanya ia disebut pengarah Pembebasan.






CATATAN:

¹ Lihat Sūtra tentang Empat Dharma.

² Menurut Vinaya Mātr̥kā, etimologi lama (dalam suatu dialek Prakerta) prātimokṣa berasal dari kata pramukha dengan infiks -ādi-, dan ditafsirkan sebagai ‘perintis kepada yang terunggul’ (yakni: yang adiduniawi).

³ Penjelasan Vinayācārya Tao-hsüan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar