Powered by Administrator

Translate

Senin, 06 Januari 2020

Pengenalan Gaṇḍavyūha Sūtra

Gandawyuha
Gaṇḍavyūha Sūtra 《入法界品》 merupakan sūtra terakhir dari Avataṃsaka. Terdapat dua terjemahan Avataṃsaka ke bahasa Tionghoa: terjemahan lama oleh Buddhabhadra dalam 60 jilid (T. № 278) dan terjemahan baru oleh Śikṣānanda dalam 80 jilid (T. № 279). Dalam Avataṃsaka LX, yang merupakan sebuah versi Avataṃsaka dalam 36.000 śloka, Gaṇḍavyūha menjadi sūtra ke-34 dan menempati jilid 44–60. Sedangkan dalam Avataṃsaka LXXX, yang merupakan sebuah versi dalam 45.000 śloka, ia menjadi sūtra ke-39 dan menempati jilid 60–80.

Ada sebuah teks lagi yang populer disebut Avataṃsaka XL (T. № 293). Teks 40 jilid yang diterjemahkan Tripiṭakācārya Prajña ini sebetulnya bukanlah sebuah Avataṃsaka versi lengkap. Ia hanya berisi satu sūtra, yaïtu Gaṇḍavyūha saja, walaupun panjangnya kini dua kali lipat daripada yang termuat dalam LX atau LXXX. Selain itu, LX dan LXXX juga kekurangan bab terakhir “(Samanta)bhadra-caryā-praṇidhāna” 〈普賢行願品〉, yang hanya terdapat dalam XL.

Gandawyuha Borobudur
Gaṇḍavyūha mencatat percakapan Pemuda Sudhana 善財童子 dengan berbagai guru spritual (kalyāṇamitra) dalam pengelanaannya di berbagai tempat untuk mencari Kebenaran Tertinggi. Jumlah gurunya bervariasi: 52, 53, 54, atau 55 tergantung cara kita menghitungnya — misalnya: apakah Mañjuśrī perlu dihitung dua kali sebab ia sudah muncul di awal, lalu kembali muncul sepintas lalu sebelum perjumpaan final Sudhana dengan guru terakhirnya, Samantabhadra. Terjemahan lama kurang lengkap dan hanya memuat 44 (atau 45 bila Mañjuśrī dihitung kembali).

Petikan berikut diterjemahkan dari jilid 75 Avataṃsaka LXXX (T. vol. 10, № 279 hlm. 405c–406a) di mana, sebelum bertemu dengan kalyāṇamitra ke-40 (Gopā, sang gadis Śākya) di balai ceramah tempat berhimpunnya para bodhisattva yang disebut Dharmadhātupratibhāsaprabha (‘Pencerminan Terangnya Bayangan Dharmadhātu’), Sudhana berkata kepada Dewi Aśokaśrī yang menyambutnya di muka Kota Kapilavastu:

「聖者。譬如有人唯有一子,愛念情至,忽見被人割截支體,其心痛切不能自安。
“Dewi, ibarat seseorang yang memiliki anak tunggal, yang teramat dicintaïnya, tiba-tiba melihat anggota badan anak tersebut dipenggal orang, tentu akan sakitlah hatinya teriris-iris dan tidak dapat merasa tenteram.

菩薩摩訶薩亦復如是!見諸眾生造煩惱業,墮三惡趣受種種苦,心大憂惱。
Bodhisattva Mahāsattva juga demikian! Melihat semua makhluk yang membuat aneka karma karena kekotoran batin, sehingga jatuh ke tiga jalur rendah serta menerima berbagai penderitaan, batin-Nya sangat berdukacita dan terusik.

若見眾生起身、語、意三種善業,生人天趣,受身心樂,菩薩爾時生大歡喜。」
[Sebaliknya,] jikalau melihat semua makhluk yang melakukan tiga jenis karma baik melalui jasmani, ucapan, dan pikiran, sehingga lahir di jalur manusia dan dewa serta menerima kebahagiaan jasmaniah dan batiniah, pada saat itu Bodhisattva akan sangat bersukacita.”

Gandawyuha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar