Powered by Administrator

Translate

Rabu, 01 Januari 2020

Buddha Gembala yang Baik

Gopalaka Sutta
JÊN WEI SHIH-MO YAO HSING-SHAN,
KÊNG YAO CH’IU-HUI
Komikus: Chiang Shao-hua
Didasarkan pada karangan asli karya: Prof. Yün Ho

ℬ𝓊𝒹𝒹𝒽𝒶 𝒶𝒹𝒶𝓁𝒶𝒽 ℊℯ𝓂𝒷𝒶𝓁𝒶𝓀𝓊,
𝓉𝒶𝓀𝓀𝒶𝓃 𝓀ℯ𝓀𝓊𝓇𝒶𝓃ℊ𝒶𝓃 𝒶𝓀𝓊.

Mengangon hewan ternak dengan menyeberangi sungai — untuk mencari daerah yang berumput — merupakan pemandangan umum dalam masyarakat pastoral. Arungan (Skt. tīrtha) atau bagian sungai yang dangkal akan diingat-ingat orang lokasinya karena menjadi jembatan alami yang sering dilewati. Metafora arungan seringkali digunakan oleh berbagai ajaran religi di India, yang mengklaim mampu menjembatani manusia di tengah sungai (atau laütan) saṃsāra menuju Nirvāṇa. Kaum nirgrantha menjuluki Jina mereka dengan sebutan tīrthaṅkara (‘pembuat arungan’). Kita, Buddhis, juga menyebut non-Buddhis sebagai bāhyaka (‘orang luar’, Cn. 外道) atau tīrthika (‘pengarung’ — tidak diterjemahkan ke bahasa Cina dan selalu diganti 外道 untuk mempermudah).

Dalam konteks inilah cerita bergambar di bawah, dari halaman 4–11 komik Jên wei shih-mo yao hsing-shan, kêng yao ch’iu-hui 《人為什麼要行善,更要求慧》, membuka narasinya. Episode orang non-Buddhis yang memaki-maki Buddha bukan merupakan bagian Sūtra tentang Gembala Sapi atau Gopālaka Sutta yang menjadi sumber inspirasinya walau, memang, dapat dijumpaï dalam bagian lain dari kanon. Pengarang komik menggabungkan keduanya untuk memperkuat idé tentang keunggulan Jalan Buddha.



Gopalaka Sutta Gopalaka Sutta Gopalaka Sutta Gopalaka Sutta Gopalaka Sutta Gopalaka Sutta Gopalaka Sutta Gopalaka Sutta
(Klik gambar untuk memperbesar.
Versi pdf-nya dapat diunduh di sini.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar