Powered by Administrator

Translate

Kamis, 02 Januari 2020

Kerelaan Buddha ke Dunia Kita yang Dilanda Lima Kekeruhan Ini

Pujian para Buddha kepada Śākyamuni, yang kita kutip sebelumnya (terjemahan Indonesianya lebih didasarkan pada versi Sanskerta), berbunyi:

『釋迦牟尼佛能為甚難希有之事!能於娑婆國土,五濁惡世——劫濁、見濁、煩惱濁、眾生濁、命濁中——得阿耨多羅三藐三菩提,為諸眾生說是一切世間難信之法。』
‘Alangkah langkanya Sang Śākyamuni! Alangkah sukar yang dilakukan Sang Śākyādhirāja, yang mampu di Dunia Sahā dengan lima kekeruhannya ini merealisasi Anuttara Samyak-saṃbodhi dan, demi semua makhluk, membabarkan Dharma yang sukar dipercaya seisi dunia!’

—— Amitābha Sūtra 《佛說阿彌陀經》
(T. vol. 12, № 366 hlm. 348a)


Perhitungan eon diistilahkan dengan kalpa di India kuno. Satuan ini meningkat dalam jenjang: kalpa kecil, kalpa menengah, dan kalpa besar. Menurut Buddhisme satu kalpa besar (mahākalpa) terdiri atas empat fase kalpa menengah: pembentukan (vivarta), kestabilan (vivartasiddha), penghancuran (saṃvarta), dan kekosongan (saṃvartasiddha). Masing-masing kalpa menengah terdiri atas 20 kalpa kecil (antarakalpa). Dalam masing-masing kalpa kecil, usia rata-rata manusia setiap abad naik satu tahun: dari 10 tahun hingga 84.000 tahun; kemudian usia rata-rata itu turun kembali setiap abad satu tahun: dari 84.000 tahun hingga 10 tahun. — Inilah lamanya satu kalpa kecil.

Secara alami, para Buddha biasanya memilih untuk lahir ke alam manusia pada tiap-tiap paruh kedua kalpa-kalpa kecil dalam fase vivartasiddha. Terlebih spesial Buddha kita yang sekarang, Śākyamuni, memilih lahir ketika manusia rata-rata berusia 100 tahun. Apalagi saat ini Dunia Sahā tempat kita tinggal sedang dilanda lima kekeruhan (pañcakaṣāya 五濁), yang bermula sejak usia rata-rata manusia 20.000 tahun. Sementara usia rata-rata manusia mengalami penurunan, lima kekeruhan berangsur-angsur mengalami peningkatan. Apa sajakah lima kekeruhan itu?

  1. Kekeruhan kalpa (kalpakaṣāya 劫濁)

    Kekeruhan kalpa adalah sebutan umum untuk buruknya waktu yang dimulaï sejak manusia berusia rata-rata 20.000 tahun. Ia ada karena berkembangnya empat kekeruhan di bawah ini berbarengan. Dalam jilid 4 Fa-hua wên-chü 《法華文句》 (‘Kata-kata dan Kalimat dari Saddharma-puṇḍarīka’, T. vol. 34, № 1718 hlm. 52c), Cʜɪʜ-ɪ mengatakan:

    劫濁無別體。(劫是長時,剎那是短時。)
    Kekeruhan kalpa tidak memiliki substansi spesifik. (Kalpa adalah waktu yang sangat panjang, sedangkan kṣaṇa adalah waktu yang sangat pendek.)

    但約四濁,立此假名。
    Sehubungan dengan adanya empat kekeruhan sajalah maka penamaan ini terdirikan secara semu.

  2. Kekeruhan makhluk (sattvakaṣāya 眾生濁)

    Juga tidak memiliki substansi spesifik. Kekeruhan ini terjadi karena meningkatnya pandangan salah dan kekotoran batin sehingga menghasilkan makhluk hidup yang batinnya tumpul dan jasmaninya lemah, banyak penderitaan dan sedikit kebahagiaan.

  3. Kekeruhan pandangan (dr̥ṣṭikaṣāya 見濁)

    Yakni meningkatnya pandangan salah, seperti: pandangan tentang diri sejati, dua pandangan ekstrem, dsb. — dengan kata lain, lima belenggu yang tajam 五利使 (pañca avarabhāgīya saṃyojanāni).

  4. Kekeruhan kekotoran batin (kleśakaṣāya 煩惱濁)

    Yakni meningkatnya segala kekotoran batin, seperti: keserakahan, kebencian, kebodohan — dengan kata lain, lima belenggu yang tumpul 五鈍使 (pañca ūrdhvabhāgīya saṃyojanāni).

  5. Kekeruhan usia (āyuṣkaṣāya 命濁)

    Juga terjadi karena meningkatnya pandangan salah dan kekotoran batin sehingga dalam pertautan jasmani dengan batin menghasilkan nyawa yang berusia pendek — bahkan cuma 10 tahun.


Dalam situasi seperti inilah Buddha rela datang ke dunia kita dan menyeberangkan yang belum terseberangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar