Powered by Administrator

Translate

Jumat, 10 Maret 2017

Pengelompokan Śīla dalam Saddharma-smr̥tyupasthāna Sūtra

Petikan jilid 25 Saddharma-smr̥tyupasthāna Sūtra 《正法念處經》 (T. vol. 17, № 721 hlm. 142c–143b), sebuah teks yang (kemungkinan) berasal dari Sautrāntika:



DUBLET



「復次!比丘觀戒幾種?
“Selanjutnya lagi, seorang bhikṣu mengamati: moralitas (śīla) ada berapakah jenisnya?



「彼見世間有二種戒:
“Ia melihat bahwa di dunia ini terdapat dua jenis śīla:
一者、自生。 1. Timbul dari diri sendiri.
二者、從他。 2. Ikutan orang lain.
自生者,自性能持。
Timbul dari diri sendiri adalah karena sifat alami/pembawaan diri sendiri sanggup memegangnya.

從他者,和合而生。
Ikutan orang lain adalah yang timbul (termotivasi) karena hidup serasi (bersama dalam persekutuan).



「復有二種戒:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、在家。 1. Untuk perumahtangga (āgārika).
二者、出家。 2. Untuk yang meninggalkan rumah-tangga (anāgārika).
在家戒者,所謂五戒。
Śīla untuk perumahtangga yaïtu pañca śīla.

出家戒者,持解脫戒。
Śīla untuk yang meninggalkan rumah-tangga yaïtu memegang prātimokṣa śīla.



「復有二種戒,
“Ada lagi dua jenis śīla,

謂:
yaïtu:
一行戒、  Śīla satu-pelaksanaan (ekākāra), dan
非一行戒。 Śīla bukan satu-pelaksanaan (anekākāra).
一行者,所謂一戒。
Satu-pelaksanaan yaïtu [hanya] satu śīla.

非一行者,或受二戒、或持三戒。
Bukan satu-pelaksanaan yaïtu menerima dan memegang dua atau tiga śīla.



「復有二種:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、久時。  1. Untuk waktu lama (cirakāla).
二者、不久時。 2. Tidak untuk waktu lama (acirakāla).
久時者,盡形護戒。
Untuk waktu lama adalah śīla yang dijaga seumur hidup.

不久時者,隨心所要,隨力持戒。
Tidak untuk waktu lama adalah śīla yang dipegang sekuat tenaga selama [jangka waktu] yang dikehendaki sesuka hati.



「復有二種:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、有垢。 1. Dengan noda (samala).
二者、無垢。 2. Tanpa noda (amala).
有垢戒者,生於天中。
Śīla dengan noda akan membawa kelahiran ke alam surga.

無垢戒者,至於涅槃。
Śīla tanpa noda akan menghantar ke Nirvāṇa.



「復有二種戒:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、世間戒。  1. Śīla duniawi (laukika).
二者、出世間戒。 2. Śīla adiduniawi (lokottara).
世間戒者,則有流動。
Śīla duniawi masih memiliki keteradukan (vikṣepa).

出世間戒,則無流動。
Śīla adiduniawi adalah tanpa keteradukan (avikṣepa).



「復有二種戒:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、自護。 1. Menjaga diri sendiri.
二者、護他。 2. Menjaga orang lain.
自持戒者,名曰自護。
Mempertahankan moralitas sendiri itulah yang dinamakan ‘menjaga diri sendiri’.

護他者,令他住於世間,染戒。
‘Menjaga orang lain’ adalah agar orang lain bertahan di dunia, [sengaja] mencemari moralitas sendiri.



「復有二種:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、止。 1. Yang sifatnya berhenti (vāritra).
二者、作。 2. Yang sifatnya bertindak (cāritra).
作者,成就諸行,轉於生死。
Yang sifatnya bertindak adalah penyempurnaan segala praktik [kebajikan] sementara berputar-putar dalam saṃsāra.

止者,知因知緣,而不進學。
Yang sifatnya berhenti adalah mengetahui sesuatu sebagai sebab dan kondisi [yang dapat menimbulkan keburukan] dan tidak terus melatihnya.



「復有二種:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、智攝。 1. Yang dirangkakan kebijaksanaan (jñāna).
二者、施攝。 2. Yang dirangkakan [niat untuk] berderma (dāna).
布施攝戒,得大富樂。
Śīla yang dirangkakan derma akan menghasilkan kekayaan dan kebahagiaan besar.

智所攝戒,得至涅槃。
Śīla yang dirangkakan kebijaksanaan dapat menghantar ke Nirvāṇa.



「復有二種:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、內行。 1. Yang merupakan praktik internal.
二者、外行。 2. Yang merupakan praktik eksternal.
外行者,依於淨身。
Praktik eksternal bertumpu pada pemurnian [karma] jasmani.

內行者,心口意淨。
Praktik internal memperhatikan pemurnian [karma] ucapan dan pikiran.



「復有二種:
“Ada lagi dua jenis śīla:
一者、修習。 1. Yang terbina sebagai kebiasaan.
二者、不習。 2. Yang bukan merupakan kebiasaan.
修習者,已於無量世來修習。
Yang terbina sebagai kebiasaan adalah yang telah dikembangkan selama banyak kehidupan tak terukur.

不習者,一世持戒。
Yang bukan merupakan kebiasaan adalah śīla yang [baru] dipegang dalam satu kehidupan.



「如是!比丘觀如是等無量二戒。」
“Demikianlah! Seorang bhikṣu mengamati dublet-dublet śīla yang tak terhitung demikian.”



TRIPLET



「復次!比丘觀微細戒。有幾種戒?
“Selanjutnya lagi, seorang bhikṣu mengamati moralitas dengan lebih teliti. Ada berapakah jenis śīla?



「比丘觀戒復有三種:
“Seorang bhikṣu mengamati lagi bahwa śīla ada tiga jenis:
一者、少分戒。 1. Śīla sedikit-bagian.
二者、多分戒。 2. Śīla banyak-bagian.
三者、盡受戒。 3. Śīla yang keseluruhannya diterima.
少分戒者,持於一戒。
Śīla sedikit-bagian adalah hanya memegang satu śīla.

多分戒者,或持二、三。
Śīla banyak-bagian adalah memegang dua atau tiga śīla.

盡受戒者,持一切戒。
Śīla yang keseluruhannya diterima adalah memegang semua śīla.



「復有三種:
“Ada lagi tiga jenis śīla:
一者、愛。  1. Disebabkan kecintaan.
二者、不愛。 2. Tidak disebabkan kecintaan.
三者、自性。 3. Karena sifat alami diri sendiri.
愛者,為財利故,而受禁戒。
Disebabkan kecintaan adalah demi [memperoleh] keuntungan dan kekayaan
lalu menerima śīla.

不愛者,疾病故,而受禁戒。
Tidak disebabkan kecintaan adalah karena sakit-sakitan lalu menerima śīla.

自性者,自性淨行。此功德勝。
Karena sifat alami diri sendiri adalah memang pembawaannya [menyukaï] praktik kemurnian. — Inilah yang kebajikannya paling unggul.



「復有三種戒:
“Ada lagi tiga jenis śīla:
一者、禪行戒。 1. Śīla saat di dalam praktik dhyāna.
二者、無禪戒。 2. Śīla saat tiadanya dhyāna.
三者、離惡戒。 3. Śīla yang berasal dari [tekad] meninggalkan kejahatan.
禪行戒者,修世間禪,乃至入於城邑、聚落,而常修禪。
Śīla saat di dalam praktik dhyāna adalah [moralitas yang dimiliki] mereka yang mengembangkan dhyāna duniawi, yang sampai di kota ataupun desa selalu berada dalam dhyāna.

非禪戒者,離禪行戒。
Śīla saat tiadanya dhyāna adalah moralitas ketika meninggalkan praktik dhyāna.

離惡戒者,恐遭眾惡,捨之不為。如人醉酒,行不善業;智人見之,斷酒不飲。
Śīla yang berasal dari [tekad] meninggalkan kejahatan adalah yang dimiliki mereka yang merasa seram akan aneka kejahatan, sehingga melepas dan tidak melakukannya. Misalnya: Orang yang mabuk arak dapat menjalankan segala perbuatan yang tidak baik. Ketika melihatnya, maka orang bijak meninggalkan arak dan takkan meminumnya.



「復有三種戒:
“Ada lagi tiga jenis śīla:
一者、諂曲戒。  1. Śīla [yang pura-pura dipegang] dengan tujuan menjilat.
二者、不諂曲戒。 2. Śīla [yang dipegang] bukan bertujuan menjilat.
三者、性善戒。  3. Śīla dari mereka yang sifat alaminya memang baik.
諂曲戒者,垢染不淨,得少果報。
Śīla dengan tujuan menjilat tercemari noda dan tidak murni, sehingga hanya berakibat diperolehnya buah yang kecil.

不諂曲戒者,得大果報。
Śīla yang bukan bertujuan menjilat akan berakibat diperolehnya buah [lebih] besar.

性善戒者,若心增上,則得大果;若心劣弱,其果則小。
Śīla dari mereka yang sifat alaminya memang baik, jika batinnya ditingkatkan, tentu akan menghasilkan buah yang besar; jika batinnya lemah, maka buahnya [lebih] kecil.



「復有三種:
“Ada lagi tiga jenis śīla:
一者、因緣持。  1. Yang dipegang karena sebab tertentu.
二者、非因緣持。 2. Yang dipegang bukan karena sebab tertentu.
三者、法不應作。 3. Yang [sekadar] terlarang karena hukum.
因緣持者,有因緣故,護持禁戒。
Yang dipegang karena sebab tertentu adalah śīla yang dipegang dan dijaga karena adanya kondisi [yang memotivasinya].

非因緣者,無緣持戒。
Yang dipegang bukan karena sebab tertentu adalah śīla yang dipegang tanpa kondisi [yang memotivasi].

不應作者,生於大姓所不應作,護種姓故。
Yang [sekadar] terlarang adalah yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan mereka yang lahir sebagai keturunan keluarga besar, demi menjaga tradisi keluarga.


「復次!從緣持戒者,為得佛故,以思勝故,其果則大。
“Selanjutnya lagi, bilamana śīla dipegang karena terkondisi oleh motivasi memperoleh Kebuddhaan, maka — berkat keunggulan kehendaknya (cetanā) — buah yang dihasilkan pun besar.

無緣持戒,其果則小,不識果故。
Bilamana śīla dipegang tanpa kondisi [yang memotivasi], buah yang dihasilkan kecil karena tidak mengenali buahnya.

不應作者,求世名故,其果亦小,生於人中。
Yang [sekadar] terlarang, karena mencari nama baik duniawi, akan menghasilkan buah yang juga kecil, misalnya: terlahir kembali di antara manusia.



「復有三種:
“Ada lagi tiga jenis śīla:

一者、畏師。   1. Karena takut kepada guru.
二者、非畏師。  2. Bukan karena takut kepada guru.
三者、畏於惡道。 3. Disebabkan takut [terlahir di] jalur-jalur rendah.

畏師持戒,名下持戒。
Śīla yang dipegang karena takut kepada guru dinamakan ‘śīla yang dipegang dengan [motivasi] rendah’.

非畏師持戒,名中持戒。
Śīla yang dipegang bukan karena takut kepada guru dinamakan ‘śīla yang dipegang dengan [motivasi] menengah’.

若畏惡道,名上持戒。
Jika disebabkan takut [terlahir di] jalur-jalur rendah, maka dinamakan ‘śīla yang dipegang dengan [motivasi] tinggi’.



「復有三種。
“Ada lagi tiga jenis śīla:
一者、自持戒,而不教人。
1. Śīla yang dipegang diri sendiri, namun tidak [sudi] diajarkan kepada orang lain.

二者、自行教人。
2. Yang dijalankan diri sendiri dan diajarkan kepada orang lain.

三者、於他行捨。
3. Yang dijalankan dengan keseimbangan (upekṣā) terhadap orang lain (karena tidak diterima, walaupun telah diajarkan sekuat tenaga).



「復有三種:
“Ada lagi tiga jenis śīla:
一者、缺戒。   1. Śīla yang berkekurangan.
二者、不缺戒。  2. Śīla yang tidak berkekurangan
三者、一切缺戒。 3. Śīla yang seba-kekurangan.
缺戒者,初善持戒,後則破戒。是名缺戒。
Śīla yang berkekurangan adalah śīla yang dipegang baik pada awalnya, tetapi pada akhirnya dipecah¹. Itulah yang dinamakan śīla yang berkekurangan.

不缺戒者,初中後時,常善持戒。是名不缺戒。
Śīla yang tidak berkekurangan adalah śīla yang selalu dipegang baik pada awal, pertengahan, maupun akhirnya. Itulah yang dinamakan śīla yang tidak berkekurangan.

一切缺戒者,會諸外道,而受齋戒,邪見殺生。是名一切缺戒。」
Śīla yang serba-kekurangan adalah menemui pengikut-pengikut non-Buddhis (bāhyaka), lalu menerima aturan-aturan śīla dan puasa mereka, berpandangan sesat atau membunuh makhluk hidup. Itulah yang dinamakan śīla yang serba-kekurangan.”



KUARTET



「復次!比丘觀四種戒。何等為四?
“Selanjutnya lagi, seorang bhikṣu mengamati empat jenis śīla.
Apakah keempatnya itu?

離口四過:
Meninggalkan empat kesalahan ucapan:
一者、妄語。 1. Kedustaan (mr̥ṣāvāda).
二者、兩舌。 2. Lidah bercabang (paiśunya vācā).
三者、惡口。 3. Bermulut jahat (pāruṣya vācā).
四者、綺語。 4. Omong kosong (saṃbhinna pralāpa).”



KUINTET



「復有五種戒:止五境界。是名為五。」
“Ada lagi lima jenis śīla: berhenti dari kelima ranah [objek inderawi]. Itulah kelimanya.”



SEKSTET



「復有六種因緣,而持禁戒:
“Ada lagi śīla yang dipegang karena enam jenis sebab-musabab:
一者、畏他求便。 1. Karena takut dicelakai orang lain.
二者、畏於罰戮。 2. Karena takut akan hukuman.
三者、怖畏。   3. Karena kengerian.
四者、因緣。   4. Karena sebab tertentu.
五者、不觀。   5. Karena tanpa pengamatan.
六者、自性。   6. Karena sifat alami diri sendiri.”



SEPTET



「復有七種戒,
“Ada lagi tujuh jenis śīla,

謂:
yaïtu:
身三戒、  Tiga śīla [pengendali] jasmani, dan
口有四戒。 Empat śīla [pengendali] ucapan.”






「比丘如是觀無量持戒。眾生畏於惡道,持戒能度。如是持戒,略說二種:一者、世間;二者、出世間。」
“Seorang bhikṣu demikian mengamati [berbagai pengelompokan] yang tak terhitung dalam memegang śīla. Makhluk hidup yang takut akan jalur-jalur rendah dapat terselamatkan dengan memegang śīla. Begitulah secara ringkas memegang śīla dapat digolongkan menjadi dua macam: (1) duniawi, dan (2) adiduniawi.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar