Powered by Administrator

Translate

Senin, 13 Agustus 2018

Jangka Waku Delapan Śīla (2)

Untuk penekunan lebih dari sehari semalam, Delapan Śīla boleh diambil sekaligus dalam satu waktu menurut Sautrāntika. Bagaimanakah untuk penekunan kurang dari sehari semalam? Sebagai yang telah dikutip dalam pembahasan terdahulu, Bhadanta Harivarman menyatakan bahwa jangka penekunan Delapan Śīla tidak pasti: bisa sehari semalam, bisa hanya sehari atau hanya semalam, bahkan bisa setengah hari atau setengah malam. Keunikan disiplin ini, seperti biasa, tidak disetujui oleh kaum Vaibhāṣika. Dalam Sarvāstivāda-vinaya Vibhāṣā 《薩婆多毘尼毘婆沙》 (T. vol. 23, № 1440 hlm. 509a–b) terdapat soal–jawab:

問曰:若欲限受晝日齋法,不受夜齋,得八齋不?若欲受夜齋,不受晝齋,得八齋不?
Tanya: Jikalau hendak mengambil secara terbatas Aturan Puasa untuk siang hari [saja], dan tidak berpuasa di malamnya, apakah Puasa berunsur delapan didapatkan? Jikalau hendak mengambil Aturan Puasa untuk malam [saja], dan tidak mengambil untuk siangnya, apakah Puasa berunsur delapan didapatkan?

答曰:不得。所以爾者?佛本聽一日一夜齋法。以有定限,不可違也。
Jawab: Tidak dapat. Mengapa demikian? Buddha sejak semula mengizinkan Aturan Puasa untuk sehari semalam [saja]. Ada batas yang pasti, yang tidak boleh ditentang.

問曰:若不得者,如〈皮革〉中說:
Tanya: Jikalau tidak dapat, di dalam “Carma” diceritakan:

億耳在曠野見諸餓鬼種種受罪:或晝則受福,夜則受罪;或夜則受福,晝則受罪。所以爾者?以本人中,晝受齋法,夜作惡行;或夜受齋法,晝作惡行。是以不同。
Koṭikarṇa di padang belantara melihat setan-setan kelaparan yang menerima berbagai jenis hukuman: ada yang di siang hari menerima kebahagiaan, tetapi malamnya menerima hukuman; ada yang di malam hari menerima kebahagiaan, tetapi siangnya menerima hukuman. Mengapa demikian? Sebab semula, sewaktu mereka menjadi manusia, ada yang siang hari mengambil Aturan Puasa, tetapi malamnya melakukan tindakan kejahatan; ada yang malam hari mengambil Aturan Puasa, tetapi siangnya melakukan tindakan kejahatan. Oleh karenanya [hukuman mereka] tidak sama.

此義云何?
Bagaimanakah prinsip ini [dijelaskan]?

答曰:凡是本生、因緣不可依也。此中說者,非是修多羅,非是毘尼,不可以定義也。有云:「此是迦旃延欲度億耳,故作變化,感悟其心。」非是實事。
Jawab: Segala jātaka dan avadāna tidak boleh diandalkan. Cerita ini bukan dari sūtra, bukan dari vinaya, dan tidak dapat dijadikan prinsip yang pasti. Ada yang mengatakan: “Itu adalah kesaktian Mahā Kātyāyana yang, demi menyelamatkan Koṭikarṇa, sengaja membuat jelmaan untuk menggugah hatinya.” Jadi, kejadian ini bukanlah sebenarnya.

Cerita Koṭikarṇa memang merupakan avadāna pertama dalam koleksi Divyāvadāna. Tetapi, seperti yang dikatakan si penanya, cerita ini sungguh termuat di awal “Carma Dharma”, yang merupakan skandhaka kelima dari Sarvāstivāda Vinaya 《十誦律·皮革法第五》. Maka kanonisitasnya sebenarnya tidaklah teragukan. Koṭikarṇa merupakan putra seorang hartawan dari Desa Vāsava 王薩薄 di Aśmaka Avanti 阿濕摩伽阿槃地. Nama lengkapnya adalah Śrāvaṇa Koṭikarṇa 沙門億耳 sebab ia lahir di bawah konstelasi Śrāvaṇa 沙門. Śrāvaṇa (atau disingkat: Śroṇa) memimpin kafilah dagang dan ditinggal rombongannya pada suatu pagi setelah tertidur semalaman. Ia tersesat dan memasuki negeri para preta sendirian. Percakapannya dengan dua preta dalam jilid ke-25 Sarvāstivāda Vinaya (T. vol. 23, № 1435 hlm. 179b–c) berikut patut disimak:


前行不久,復見一樹,名婆羅,夜於下宿。搖樹落葉,細者自食、麁者與驢。如是日暮至夜,是中即有床出。男出女出,顏貌端正,著天寶冠,共相娛樂。
Berjalan ke depan tidak lama, dilihatnya kembali sepokok pohon bernama sāla, dan ia bermalam di bawahnya. Diguncangnya pohon itu agar rontok daunnya. Yang halus dimakannya sendiri, sedangkan yang kasar diberikannya kepada keledainya. Demikianlah matahari terbenam dan malam pun tiba, tiba-tiba muncullah di situ sebuah ranjang. Muncullah seorang pria, muncullah seorang wanita, yang parasnya sangat menarik dan mengenakan mahkota permata surgawi; mereka bersama-sama berasyik-masyuk.

沙門億耳作是思惟:「我不應爾,看他私事。」
Śroṇa Koṭikarṇa berpikir demikian: “Tidak semestinya aku seperti ini, memandangi urusan pribadi mereka.”

時,夜過晝來,即時床滅女滅。有群狗來,噉是男子,肉盡骨在。億耳念言:「我悔不問是人:『先作何行,今得此報夜善晝惡?』我當住待問之。」
Tatkala malam berlalu dan siang pun datang, tiba-tiba ranjang itu raib dan wanita itu pun raib. Adalah sekawanan anjing yang datang dan memakan habis daging pria itu hingga tersisa tulang. Koṭikarṇa merenung: “Aku menyesal tidak menanyaï orang itu tindakan apa yang sebelumnya ia perbuat sehingga kini mendapat balasan begitu baik di malam hari dan buruk di siang hari. Aku akan berdiam menunggu untuk menanyakannya.”

至夜更有好床。男出女出,顏貌端正,著珠寶天冠,共相娛樂。億耳即往問男:「汝作何行,今得是報夜善晝惡?」
Hingga malam tiba muncullah kembali sebuah ranjang yang elok. Muncullah seorang pria, muncullah seorang wanita, yang parasnya sangat menarik dan mengenakan mahkota permata surgawi; mereka bersama-sama berasyik-masyuk. Koṭikarṇa lekas-lekas menanyaï pria itu: “Tindakan apakah yang engkau perbuat sehingga kini mendapat balasan begitu baik di malam hari dan buruk di siang hari?”

男言:「汝何用問為?」
Pria itu berkata: “Untuk apakah engkau bertanya?”

億耳言:「意欲知之。」
Koṭikarṇa berkata: “Pikiranku hendak mengetahuinya.”

男言:「汝識阿濕摩伽阿槃地國中王薩薄聚落不?」
Pria itu berkata: “Tahukah engkau Desa Vāsava di Negeri Aśmaka Avanti?”

億耳言:「識。」
Koṭikarṇa berkata: “Tahu.”

男言:「我是某甲屠兒。有長老迦旃延,常出入我家,我常供給飲食、衣被、湯藥。億耳!彼常語我言:『莫作惡行,後得大苦。』我時答言:『先世以來,以此為業。今若不作,那得自活?』時,迦旃延復語我言:『汝作此惡,晝多夜多?』我言:『晝多。』即語我言:『汝夜受五戒,可獲微善。』我即從受。今得此報夜善晝惡,皆由作行;悔恨何益?」
Pria itu berkata: “Aku ialah Penjagal X. Ada seorang sthavira bernama Kātyāyana yang sering berkunjung ke rumahku, dan aku sering mempersembahinya makanan, jubah, dan obat-obatan. Koṭikarṇa! Ia sering berkata kepadaku: ‘Janganlah berbuat jahat, kelak engkau mendapat penderitaan besar.’ — Aku saat itu menjawabnya: ‘Sejak dahulu inilah pekerjaanku. Jika aku tidak melakukan ini, bagaimana aku dapat menghidupi diri?’ — Tatkala itu Kātyāyana kembali berkata kepadaku: ‘Engkau melakukan kejahatan ini lebih banyak di siang hari atau di malam hari?’ — Aku berkata: ‘Siang lebih banyak.’ — Maka ia memberitahuku: ‘[Kalau begitu,] terimalah lima aturan moral untuk malam hari sehingga engkau boleh beroleh secuil kebaikan.’ Aku pun menerimanya darinya. Balasan baik di malam hari dan buruk di siang hari yang kini kudapatkan semua karena tindakan yang kuperbuat; apa gunanya menyesalinya?”

男問億耳:「汝欲那去?」
Pria itu bertanya kepada Koṭikarṇa: “Engkau hendak pergi ke mana?”

答言:「至王薩薄聚落。」
Jawab: “Ke Desa Vāsava.”

男言:「從是道去。」
Pria itu berkata: “Berangkatlah dari jalan sini.”

億耳便去。前行不久,復見一樹,名婆羅,住下止宿。搖樹落葉,細者自食,麁者與驢。時,夜過晝來。是處復見床出,男女顏貌端正,著珠寶天冠,共相娛樂。
Koṭikarṇa pun pergi. Berjalan ke depan tidak lama, dilihatnya kembali sepokok pohon bernama sāla, dan ia bermalam di bawahnya. Diguncangnya pohon itu agar rontok daunnya. Yang halus dimakannya sendiri, sedangkan yang kasar diberikannya kepada keledainya. Tatkala itu malam berlalu dan siang pun datang. Di tempat itu ia kembali melihat sebuah ranjang yang muncul dengan seorang pria dan seorang wanita yang parasnya sangat menarik dan mengenakan mahkota permata surgawi; mereka bersama-sama berasyik-masyuk.

億耳即念:「我不應住此觀他私事。」
Koṭikarṇa pun merenung: “Tidak semestinya aku berdiam di sini mengamati urusan pribadi mereka.”

如是至暮,床滅女滅;百足蟲出,噉是男子,肉盡骨在。億耳念言:「我悔不問:『汝作何行,今得此報晝善夜惡?』當住待問之。」
Demikianlah hingga matahari terbenam, ranjang raib dan wanita pun raib; ulat berkaki seratus muncul dan memakan habis daging pria itu hingga tersisa tulang. Koṭikarṇa merenung: “Aku menyesal tidak menanyaï orang itu tindakan apa yang sebelumnya ia perbuat sehingga kini mendapat balasan begitu baik di siang hari dan buruk di malam hari. Aku akan berdiam menunggu untuk menanyakannya.”

夜過晝來,復有床出。男出女出,顏貌端正,著珠寶天冠,共相娛樂。億耳往問男子:「汝作何行,今獲此報晝善夜惡?」
Malam berlalu dan siang pun datang, dan kembali muncullah sebuah ranjang. Muncullah seorang pria, muncullah seorang wanita, yang parasnya sangat menarik dan mengenakan mahkota permata surgawi; mereka bersama-sama berasyik-masyuk. Koṭikarṇa menanyaï pria itu: “Tindakan apakah yang engkau perbuat sehingga kini mendapat balasan begitu baik di siang hari dan buruk di malam hari?”

男言:「汝何用問為?」
Pria itu berkata: “Untuk apakah engkau bertanya?”

億耳言:「意欲知之。」
Koṭikarṇa berkata: “Pikiranku hendak mengetahuinya.”

男言:「汝識阿濕摩伽阿槃地國中王薩薄聚落不?」
Pria itu berkata: “Tahukah engkau Desa Vāsava di Negeri Aśmaka Avanti?”

答言:「識。」
Jawab: “Tahu.”

「是中某甲男子,婬犯他婦。有長老迦旃延,出入我家,我家常供給飲食、衣被、湯藥。億耳!爾時,彼教我言:『莫作惡行,後得苦報。』我答言:『不能自抑,當可如何?』復語我言:『汝於此事,何時偏多?』我言:『夜多。』時,迦旃延即語我言:『受晝五戒,可獲微善。』我用其言,受晝五戒。故獲斯報,晝善夜惡。悔恨先行,無所復益。」
“Aku ialah Pria Y dari sana yang gemar menzinahi istri orang lain. Ada seorang sthavira bernama Kātyāyana yang sering berkunjung ke rumahku, dan keluargaku sering mempersembahinya makanan, jubah, dan obat-obatan. Koṭikarṇa! Pada saat itu ia mengajariku: ‘Janganlah berbuat jahat, kelak engkau mendapat penderitaan besar.’ — Aku menjawabnya: ‘Aku tidak sanggup mengekang diri, apakah yang boleh kulakukan?’ — Kembali ia berkata kepadaku: ‘Dalam hal ini, kapankah engkau cenderung lebih banyak melakukannya?’ — Aku berkata: ‘Malam lebih banyak.’ — Tatkala itu Kātyāyana pun memberitahuku: ‘[Kalau begitu,] terimalah lima aturan moral untuk siang hari sehingga engkau boleh beroleh secuil kebaikan.’ Mengambil ucapannya, aku pun menerima lima aturan moral untuk siang hari. Oleh sebab itu, aku memperoleh balasan begitu baik di siang hari dan buruk di malam hari. Menyesali tindakanku dahulu tiadalah berguna lagi.”

男問億耳:「汝欲那去?」
Pria itu bertanya kepada Koṭikarṇa: “Engkau hendak pergi ke mana?”

答言:「欲至王薩薄聚落。」
Jawab: “Hendak ke Desa Vāsava.”

男言:「從是道去。」
Pria itu berkata: “Berangkatlah dari jalan sini.”

前行復見有樹林,池水清淨。億耳於中洗浴、飲驢。是池邊有堂,眾寶莊嚴。億耳仰視見堂,即作是念:「我飢渴欲死,當何所在?」即便上堂,誦佛經偈:
Berjalan ke depan dilihatnya kembali ada sebuah hutan dengan kolam berair jernih. Koṭikarṇa pun mandi di situ dan memberi minum keledainya. Di tepi kolam itu adalah sebuah balai yang berhiaskan aneka permata. Koṭikarṇa menengadah mengamati balai itu, dan merenung demikian: “Aku hampir mati kelaparan dan kehausan, di manakah aku berada?” Maka ia memasuki balai itu dan mendaraskan syair dari sūtra Buddha:

「飢為第一病  行為第一苦
 如是知法寶  涅槃第一樂」

“Kelaparan merupakan penyakit terberat,
segala bentukan (saṃskāra) merupakan penderitaan terbesar.
Demikianlah setelah mengetahui Permata Dharma¹:
Nirvāṇa merupakan kebahagiaan tertinggi.”



Kata-kata yang kita terjemahkan ‘terimalah lima aturan moral’ di sini pada teks Tionghoa aslinya adalah shou wu-chieh 受五戒. Ini merupakan istilah yang sama yang biasanya kita terjemahkan sebagai disiplin Lima Śīla. Pada pertanyaan Vibhāṣa, para preta itu dikatakan mengambil Aturan Puasa 受齋法. Sedangkan dalam Divyāvadāna mereka hanya dikatakan mengambil Śīla (śīlasamādānaṃ gr̥hītam) secara tidak spesifik. Jadi, disiplin manakah yang sebenarnya terbentuk dalam diri mereka?

Upāsaka Śīla Sūtra 《優婆塞戒經》 (T. vol. 24, № 1488 hlm. 1062a) menerangkan:

或有說言:「若不具受,則不得戒。八戒齋法,亦復如是。」是義不然。何以故?若不具受不得戒者,求有優婆塞云何得戒?實是得戒,但不具足八戒齋法。若不具受,雖不名齋,可得名善。
Atau jika ada yang mengatakan: “Kalau tidak menerima lengkap, maka disiplin tidak didapatkan. Untuk Aturan Puasa dengan delapan śīla demikian pula.” — Bukan begitu prinsipnya. Apakah sebabnya? Jikalau tidak menerima lengkap berarti tidak memperoleh disiplin, upasāka yang hendak menyempurnakan statusnya (upāsakabhāva) bagaimana bisa mendapat [tambahan] śīla lagi? Tentu saja disiplin diperoleh, hanya saja bukan Aturan Puasa dengan delapan śīla lengkap. Jikalau tidak menerima lengkap, meskipun tidak disebut Upavāsa, tetapi bolehlah dinamakan kebaikan.

Dari kutipan ini jelaslah bahwa disiplin yang diterima para preta tersebut adalah bagian dari Delapan Śīla. Seperti halnya Lima Śīla, begitu pula Delapan Śīla boleh diambil sebagian (tidak harus lengkap delapan). Meskipun bunyi langkah latihannya sama (tidak membunuh, tidak mencuri, dst.), namun apabila diambil hanya untuk jangka waktu terbatas, maka substansi yang terbentuk dalam diri seseorang adalah bagian dari Delapan Śīla karena Lima Śīla hanya dapat diambil untuk seumur hidup.

Substansi Delapan Śīla, sebagai sebuah disiplin Prātimokṣa yang spesial, terbentuk walau diambil sebagian — hanya saja kurang sempurna. Analoginya adalah seperti substansi Lima Śīla yang juga terbentuk pada orang yang hanya mengambil satu atau beberapa langkah latihan untuk seumur hidup. Ia tetap disebut upāsaka sebab substansi disiplin upāsaka memang ada dalam dirinya. Status keupāsakaannya itu dapat disempurnakan jika, misalnya, sebagai upāsaka ekadeśakārin yang hanya mengambil satu langkah latihan, ia kemudian menjadi upāsaka paripūrṇakārin dengan mengambil empat sisanya.

Seseorang tidak disebut melaksanakan Upavāsa bilamana ia hanya mengambil tujuh langkah latihan selain tidak makan selepas tengah hari. Atau, jikalau ia berpuasa dan mengambil sebagian saja langkah latihan sisanya, ia disebut melaksanakan Upavāsa tetapi tidak berunsur delapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar