Powered by Administrator

Translate

Kamis, 09 Agustus 2018

Jangka Waktu Delapan Śīla (1)

Sehubungan dengan jangka waktu Delapan Śīla, marilah kita simak auto-komentar Vasubandhu untuk bait ke-27 dari bab IV Abhidharmakośa Bhāṣya 《阿毘達磨俱舍論》 (T. vol. 29, № 1558 hlm. 74c):

又此所說別解脫律儀,應齊幾時要期而受?
Disiplin Prātimokṣa yang disebutkan ini mesti untuk berapa lamakah ikrarnya diambil?

頌曰:
Kārikā:

別解脫律儀  盡壽或晝夜

Yāvajjīvaṃ samādānam
ahorātraṃ ca saṃvr̥teḥ

論曰:七眾所持別解脫戒,唯應盡壽要期而受。近住所持別解脫戒,唯一晝夜要期而受。此時定爾。
Bhāṣya: Disiplin Prātimokṣa yang dipegang ketujuh kelompok [siswa-siswi Buddhis] ikrarnya mesti diambil untuk seumur hidup saja. Disiplin Prātimokṣa yang dipegang penekun puasa (upavāsaka) ikrarnya cuma diambil untuk sehari semalam. Lama waktu-waktu ini sudahlah tetap.

所以者何?戒時邊際但有二種:
Mengapa demikian? Sebab jangka waktu Śīla hanya ada dua jenis:

一、壽命邊際;  1. Jangka seumur hidup (jīvita paryanta);
二、晝夜邊際。  2. Jangka sehari semalam (ahorātra paryanta).

重說晝夜為半月等。
Yang sehari semalam dapat diikrarkan-ulang [tiap-tiap hari] hingga setengah bulan (pakṣa) dsb.


Hal senada dijelaskan dalam Sarvāstivāda-vinaya Vibhāṣā 《薩婆多毘尼毘婆沙》 (T. vol. 23, № 1440 hlm. 509a):

受八齋法,應言:「一日一夜不殺生。」令言語決絕,莫使與終身戒相亂。
Dalam mengambil Aturan Puasa (upavāsa) yang berunsur delapan, seseorang mesti berkata: “Selama sehari semalam aku takkan membunuh makhluk hidup,” dst. Kata-kata ini (“selama sehari semalam”) patutlah definitif supaya jangan terancukan dengan disiplin untuk seumur hidup.

問曰:受八戒法,得二日、三日、乃至十日一時受不?
Tanya: Dalam metode pengambilan Delapan Śīla, dapatkah mengambilnya untuk dua hari, tiga hari, hingga sepuluh hari sekaligus dalam seketika?

答曰:佛本制一日一夜,不得過限。若有力能受,一日過已,次第更受。如是隨力多少,不計日數也。
Jawab: Buddha sejak semula menetapkannya untuk sehari semalam, tidak dapat melampaui batas ini. Apabila seseorang memiliki kesanggupan lebih, setelah lewat sehari, [pada tiap-tiap hari berikutnya] berturut-turut ia dapat menerima kembali. Demikianlah seberapa kali pun sesuai kemampuan, dan bukan dengan merencanakan sejumlah hari tertentu.

Abhidharmakośa Bhāṣya selanjutnya menyebutkan bahwa kaum Sautrāntika juga setuju bahwa disiplin Prātimokṣa ketujuh kelompok hanya dapat diambil untuk seumur hidup. Andaipun seseorang berikrar memegang untuk waktu yang lebih lama ketika mengambilnya, substansi disiplin tersebut secara otomatis kedaluwarsa tatkala ia meninggal. Di kelahiran berikutnya ia akan kehilangan disiplinnya sebab kini ia menjadi orang yang berbeda dengan tubuh sandaran (kāyāśraya 依身) yang baru; dalam tubuh yang baru, ia tidak memiliki tindakan pemrakarsa (aprayoga 無加行) untuk melanjutkan kesinambungan disiplinnya; ia sendiri juga takkan ingat (asmaraṇa 無憶念) telah mengambil disiplin tertentu di kelahiran lampau. Dalam hal Delapan Śīla, akan tetapi, Sautrāntika tidak sependapat dengan Vaibhāṣika yang menyatakan bahwa jangka waktu disiplin upavāsa hanya dapat berlaku sehari semalam.

毘婆沙者作如是言:「曾無契經說過晝夜有別受得近住律儀。是故!我宗不許斯義。」
Vaibhāṣika berkata demikian: “Tidak pernah disebutkan dalam sūtra mana pun bahwa ada pengambilan spesial disiplin upavāsa lebih dari sehari semalam. Oleh karenanya, prinsip itu tidak diizinkan dalam sekolah kami!”

Alasan Vaibhāṣika ini sederhana dan memang benar. Kita hanya menemukan cerita-cerita umat awam yang hidup di zaman Buddha yang mengambil Delapan Śīla untuk sehari semalam, khususnya pada hari-hari upavasatha. Meskipun ada disebutkan masa-masa puasa yang disebut Paruh-bulan Mukjizat (prātihāraka pakṣa), namun referensi mengenaï pelaksanaan teknisnya amat minim. Maka menurut kaum Vaibhāṣika seseorang yang hendak berpuasa selama Paruh-bulan Mukjizat harus mengambil-ulang Delapan Śīla setiap pagi, sebab disiplin upavāsa yang diambil pada satu hari secara otomatis kedaluwarsa ketika matahari terbit keésokan paginya.

Sementara itu, Sautrāntika mempertanyakan apa salahnya mengambil disiplin upavāsa sekaligus dalam seketika. Alih-alih mengulangi ritus penerimaan Delapan Śīla setiap hari selama Paruh-bulan Mukjizat, menurut Sautrāntika seseorang cukup mengikutinya sekali saja di awal masa puasa dengan memodifikasi klausa “selama sehari semalam” menjadi “selama 15 hari 15 malam”. Tidak adanya cerita di dalam sūtra tentang orang yang mengambil Delapan Śīla lebih dari sehari semalam bukan berarti bahwa Buddha melarangnya. Untuk orang-orang yang inderanya sukar ditundukkanlah (durbalendriyāṇām 根難調者) Buddha mengajarkan upavāsa untuk sehari semalam. Untuk orang-orang yang inderanya mudah ditundukkan, apa salahnya menerima lebih lama?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar