Powered by Administrator

Translate

Sabtu, 22 Mei 2021

BAGAIMANA BUDDHA ŚĀKYAMUNI MEMBANGKITKAN BODHICITTA PERTAMA KALINYA (2)

Apa yang kita bahas pada bagian (1) lalu hanya berkenaan dengan kariér Buddha kita dalam mewujudkan tubuh transformasi-Nya (nirmāṇakāya) sebagai Śākyamuni, yang nama lahirnya Siddhārtha Gautama. Kenyataannya Śākyamuni bukan baru saja Tercerahkan 2.500 tahun silam. Dalam Saddharmapuṇḍarīka Sūtra bab XVI, “Panjang Usia Tathāgata” 《妙法蓮華經·如來壽量品》 (T. vol. 9, № 262 hlm. 43b), dikatakan:

「自我得佛來  所經諸劫數
 無量百千萬  億載阿僧祇」

 “Semenjak Aku beroleh Kebuddhaan,
 hitungan kalpa-kalpa yang telah terlalui
 tiada terukur dengan ratusan, ribuan, laksaan,
 kotian atau asaṅkhyeya-an.”

Sesuai konsep trikāya Mahāyāna, saat seseorang mencapai tingkatan Buddha, ia biasanya merealisasikan tubuh kenikmatan (saṃbhogakāya) terlebih dulu. Tubuh kenikmatan senantiasa berdiam sentosa dalam ranah suci Akaniṣṭha (di bawah ini disimbolkan dengan Gunung Gr̥dhrakūṭa) dan, kepada siapa pun yang perlu diselamatkan dengan tubuh seorang Buddha, ia akan mewujudkan diri dalam rupa Buddha — betul-betul nyata secara fisis — demi membabarkan Dharma (應以佛身得度者,即現佛身而為說法).

Di sinilah budi besar keempat Buddha yang disebutkan Guru Nasional Ch’ing-liang. Ia sesungguhnya sudah mencapai Kebuddhaan jauh di masa lampau. Namun, karena belaskasih agung-Nya Ia rela nuzul dan kembali terlibat dalam perputaran saṃsāra. Sebagai upāyakauśalya Ia menampilkan diri seperti makhluk biasa yang berjuang berkalpa-kalpa, dan pada akhirnya meraih Pencerahan Sempurna sebagai seorang Buddha lalu parinirvāṇa. Keseluruhan pertunjukan ini akan diulangi-Nya berapa kali pun manakala kondisi-kondisi yang sesuai muncul, sementara tubuh kenikmatan-Nya selalu berdiam tenteram.

Gāthā di atas bersambung sbb.:

「常說法教化  無數億眾生
 令入於佛道  爾來無量劫

 “Senantiasa membabarkan Dharma, Aku mengajar
 kotian makhluk yang tiada terhitung
 agar memasuki Jalan Kebuddhaan,
 selama berkalpa-kalpa tak terukur.

 為度眾生故  方便現涅槃
 而實不滅度  常住此說法

 Demi menyelamatkan semua makhluk,
 dengan keterampilan upāya Kutampilkan [pari]Nirvāṇa.
 Namun, sesungguhnya Aku tidak padam;
 senantiasa berdiam di sini Kubabarkan Dharma.

 我常住於此  以諸神通力
 令顛倒眾生  雖近而不見

 Aku senantiasa berdiam di sini.
 Dengan berbagai kekuatan penembusan spiritual,
 Kubiarkan makhluk-makhluk terkeliru yang,
 meskipun dekat, namun tidak melihat-Ku.

 眾見我滅度  廣供養舍利
 咸皆懷戀慕  而生渴仰心

 Makhluk-makhluk itu melihat-Ku padam dan
 secara ekstensif memuja [relikui] śarīra-Ku.
 Mereka semua memendam kerinduan,
 batinnya diliputi dahaga sambil menengadah.

 眾生既信伏  質直意柔軟
 一心欲見佛  不自惜身命

 Makhluk-makhluk yang telah yakin tertundukkan.
 Pikirannya lurus lagi lemah-lembut,
 dengan sepenuh hati hendak melihat Buddha
 tanpa sayang ’kan raga dan nyawanya.

 時我及眾僧  俱出靈鷲山
 我時語眾生  常在此不滅
 以方便力故  現有滅不滅」

 Pada saat itu Aku beserta saṅgha
 akan keluar bersama dari Puncak Nasar (Gr̥dhrakūṭa).
 Saat itu akan Kuungkapkan kepada semua makhluk:
 ‘Aku senantiasa berada di sini tanpa padam.
 Karena kekuatan keterampilan upāya-Ku ’lah
 Kutampilkan adanya padam (wafat) dan tidak padam (lahir).’ ”


Kapan Buddha kita benar-benar pertama sekali mencapai Kebuddhaan sukarlah terbayangkan. Menurut Brahmajāla Sūtra 《梵網經》 (T. vol. 24, № 1484 hlm. 1003c):

「吾今來此世界八千返,為此娑婆世界坐金剛座 ……。」
“Kini Aku datang ke dunia ini ke-8.000 kalinya, demi Dunia Sāhā ini Kududuki Takhta Vajra (vajrāsana) ….”

Dari saat Beliau pertama sekali mencapai Kebuddhaan, kita bisa memperkirakan mundur tiga asaṅkhyeyakalpa ke belakang Beliau menjadi bodhisattva yang mengucapkan tekad untuk mencapai Kebuddhaan secara langsung di hadapan seorang Buddha lain saat itu. Lebih sukar lagi memperkirakan kapan Beliau benar-benar pertama sekali bertekad menguniversalkan karya-Nya ketika masih berstatus sebagai makhluk biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar