云何是法?八正道分 及 涅槃果,如來略說是法。
Apakah Dharma itu? Jalan Utama Beranggota Delapan dan Buah Nirvāṇa — itulah secara singkat yang Tathāgata katakan Dharma.
—— Śālistamba Sūtra 《佛說稻芉經》
(T. vol. 16, № 709 hlm. 817a)
(T. vol. 16, № 709 hlm. 817a)
※
ʜᴀʀᴍᴀʀᴀᴛɴᴀ, oknum kedua Triratna yang kepadanya kita pergi berlindung, memiliki dua aspek: sebagai pemotong nafsu dan sebagai keadaan bebas-nafsu. Dharma, sebagai keadaan bebas-nafsu, ialah Nirvāṇa itu sendiri. Nirvāṇa itu telah direalisasi oleh Buddha, lalu diajarkan-Nya kepada Saṅgha. Maka muncullah aspek kedua Dharmaratna: sebagai pemotong nafsu yang diajarkan Buddha (yang meliputi Latihan Berunsur Tiga: Śīla, Samādhi, dan Prajñā). Dalam skema Empat Kebenaran, Dharma yang direalisasi oleh Buddha (alias Nirvāṇa) merupakan yang ketiga, yakni Kebenaran Sejati tentang Akhir Penderitaan. Dharma yang diajarkan Buddha kepada Saṅgha merupakan yang keempat, yakni Kebenaran Sejati tentang Jalan untuk Mengakhiri Penderitaan.
Jadi, definisi “Dharma adalah ajaran Sang Buddha” kuranglah lengkap. Berlindung kepada Dharma berarti berlindung kepada Nirvāṇa, yang justru merupakan Perlindungan tertinggi. Buddha sendiri menjadikan Dharma sebagai guru, Buddha lahir dari Dharma. Dharma adalah ibu dari Buddha; dengan bersandar kepada Dharma, Buddha terlahir.
Penjelasan dari Sarvāstivāda-vinaya Vibhāṣā, yang dikutip oleh Vinayācārya Tao-hsüan (lihat bit.ly/2p64GKU), selengkapnya sbb.:
歸依法者。何所歸依,名歸依法?
“Berlindung kepada Dharma”. Apakah yang dijadikan objek berlindung sehingga disebut perlindungan kepada Dharma?
答曰:歸依語,迴轉斷欲、無欲盡諦涅槃。是名歸依法也。
Jawab: Pernyataan berlindung tersebut ditujukan kepada pemotong nafsu dan keadaan bebas-nafsu, yakni Nirvāṇa, yang merupakan Kebenaran Pengakhiran (nirodha satya). Inilah yang dinamakan perlindungan kepada Dharma.
問曰:為歸依自身盡處?他身盡處?
Tanya: Apakah berlindung kepada Pengakhiran [yang direalisasi] diri sendiri? Ataukah kepada Pengakhiran orang lain?
答曰:歸依自身盡處,亦他身盡處。是歸依法。
Jawab: Berlindung kepada Pengakhiran diri sendiri, juga kepada Pengakhiran orang lain. Demikianlah “berlindung kepada Dharma”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar