Powered by Administrator

Translate

Senin, 11 November 2019

Viparyāsa

Kembali kita tampilkan sebuah sūtra dari CCSKC (lihat posting sebelumnya) yang tidak terjumpaï dalam koleksi Tsêng-i a-han ching. Sūtra ke-22 (atau -5 dalam edisi Korea) ini berpadanan dengan AN IV.5: 9 (Vipallāsa Sutta). Dalam sūtra ini dibahas empat kekeliruan (viparyāsa) yang menjebak setiap makhluk dalam saṃsāra, yang dalam Saddharmapuṇḍarīka diumpamakan dengan empat sisi rumah yang terbakar.

Viparyāsa diterjemahkan pertama kalinya sebagai 顛倒 (secara harfiah: ‘keterbalikan’) di sini. Istilah ini bertahan dan tetap dipilih penerjemah-penerjemah kemudian, tidak seperti istilah lain yang segera menjadi arkais dan harus direvisi. Contoh di bawah, misalnya, ātma dan anātma yang dipadankan dengan 身 dan 非身 oleh An Shih-kao. (Sebetulnya 身 adalah terjemahan untuk kāya atau satkāya [‘diri’], sebuah sinonim untuk ātma.) Penerjemah-penerjemah belakangan lebih suka mentraduksi sebagai 我 (‘aku’) dan 無我 (‘tanpa-aku’).

Gāthā juga ditraduksi di sini sebagai 絕 (yakni 絕句). Akan tetapi, lanjutannya malah digubah berbentuk prosa. Terjemahan tampaknya belum diperhalus — mungkin karena kekurangan editor yang sanggup mengalihkan ke dalam syair-syair Tionghoa — dan dibiarkan apa adanya.







聞如是。
Demikianlah yang telah kudengar:



一時,佛在舍衛國,行在祇樹給孤獨園。
Pada suatu ketika Buddha berada di Śrāvastī, di Hutan Jeta di Taman Anāthapiṇḍada.



佛便告比丘:「思想有四顛倒;意、見亦爾。
Buddha pun bersabda kepada para bhikṣu: “Dalam hal persepsi (saṃjñā) ada empat kekeliruan; demikian pula dalam hal buah-pikir (citta) dan pandangan (dr̥ṣṭi).

從是顛倒,為人身矇為綜、為人意撰,不能走為走,今世、後世自惱居世間,為生死不得離。
Menuruti kekeliruan ini, pada setiap orang [gagasan tentang] diri secara lugu terbentuk, pada setiap orang buah-pikir tercipta; yang tidak mampu dijalani, dijalani; di kehidupan sekarang dan mendatang, dengan mengiritasi diri sendiri, dunia dihuni; kelahiran dan kematian tidak dapat ditinggalkan.

何等為四?
Apakah keempatnya itu?

一、以非常為常,是為思想顛倒、為意顛倒、為見顛倒。
1. Menganggap yang tidak kekal (anitya) sebagai kekal (nitya) adalah kekeliruan dalam hal persepsi, adalah kekeliruan dalam hal buah-pikir, adalah kekeliruan dalam hal pandangan.

二者、以苦為樂。
2. Menganggap penderitaan (duḥkha) sebagai kebahagiaan (sukha) ….

三者、非身為身。
3. Menganggap yang bukan-diri (anātma) sebagai diri (ātma) ….

四者、不淨為淨,為思、為意、為見顛倒。」
4. Menganggap yang tidak murni (aśubha) sebagai murni (śubha) adalah kekeliruan dalam hal persepsi, … dalam hal buah-pikir, … dalam hal pandangan.”



從後說絕:
Maka dari sini tersebutlah syair:

「非常人意為常,思苦為樂,不應身用作身,不淨見淨。
“Yang tidak kekal orang-orang memikirkannya sebagai kekal; mereka mempersepsikan penderitaan sebagai kebahagiaan; yang tidak layak sebagai diri mereka jadikan diri; yang tidak murni mereka pandang murni.

顛倒如是,意業離便助魔。
Keliru sedemikian, berpikir meninggalkan malah mendukung Māra dalam pekerjaan.

不宜欲得宜,令致老死,譬喻犢母。
Di tengah ketidaknyamanan hendak mendapatkan kenyamanan, mereka terpaksa sampai mati menua bagaikan induk pedet [yang menanggung kuk].

已有佛在世間,念天上、天下得道眼度世,便見是法除一切苦。
Namun, Buddha telah hadir di dunia; Ia merenungkan bagaimana segala yang di atas langit dan di kolong langit mendapatkan mata Pencerahan untuk menyeberangi dunia, bagaimana dengan melihat Dharma mereka melenyapkan segala penderitaan.

亦說苦從生亦度苦,亦見賢者八種行道至甘露。
Dibabarkan-Nya pula penderitaan yang menyertaï kelahiran dan keterseberangan dari penderitaan; juga dilihat-Nya delapan jenis insan arif (satpuruṣa) yang mempraktikkan Jalan akan tiba pada Keabadian (amr̥ta).

已聞是法者,便見非常、苦、非身,亦身已不淨見不淨。
Sesudah mendengar Dharma ini, mereka akan melihat ketidakkekalan, penderitaan, tanpa-diri; juga tubuh yang tidak murni yang akan mereka lihat tidak murni.

便無所畏,得樂見世,得無為,從一切惱度世,無所著。」
Sehingga tiada lagi yang ditakuti, mendapati kebahagiaan mereka akan memandang dunia, mendapati yang tak terkondisi; dari segala iritasi mereka menyeberangi dunia, tanpa kemelekatan lagi.”



佛說如是。……
Demikianlah sabda Sang Buddha. …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar