Bodhisattvagocaropāya-viṣaya-vikurvāṇa Nirdeśa Sūtra 《菩薩行方便境界通變化經》 mencatat percakapan antara Raja Caṇḍapradyota dari Avanti dengan Satyaka, seorang nirgrantha (penganut Jainisme) yang telah berkonversi kepada Buddhadharma. Ke hadapan raja, Satyaka memuji-muji Buddha Gautama sehingga keyakinannya terhadap Dharma pun tumbuh.
Versi sūtra ini yang lebih populer dalam bahasa Tionghoa adalah yang diterjemahkan oleh Bodhiruci dengan judul Mahāsatyaka-nirgrantha Nirdeśa 《大薩遮尼乾子所說經》 (T. vol. 9, № 272). Dalam bab VIII (hlm. 359a) disebutkan:
Versi sūtra ini yang lebih populer dalam bahasa Tionghoa adalah yang diterjemahkan oleh Bodhiruci dengan judul Mahāsatyaka-nirgrantha Nirdeśa 《大薩遮尼乾子所說經》 (T. vol. 9, № 272). Dalam bab VIII (hlm. 359a) disebutkan:
「大王。一切功德助道之行,舉要言之,以戒為本,持戒為始。若不持戒,乃至不得疥癩野干身,何況當得功德之身?大王。當知!以戒淨故,不斷佛種,成等正覺;不斷法種,分別法性;不斷僧種,修無為道。以持淨戒相續不斷故,功德無盡。」
“Mahārāja, segala praktik kebajikan penyusun Bodhi (bodhipākṣika) pada esensinya, dapat kita katakan, didasari oleh Śīla, diawali dengan memegang Śīla. Jikalau tidak memegang Śīla, bahkan tubuh kudisan seperti rubah liar pun kita tidak dapat memperolehnya — apalagi dapat memperoleh tubuh kebajikan! Mahārāja, ketahuilah! Dengan Śīla yang murni, juriat Buddha tidak terpotong, yakni pencapaian Pencerahan yang Tepat dan Menyeluruh (samyak-saṃbodhi); juriat Dharma tidak terpotong, yakni diferensiasi hakikat Dharma; juriat Saṅgha tidak terpotong, yakni pengembangan Jalan yang tak terkondisi. Dengan tidak terpotongnya kesinambungan pemegangan Śīla yang murni, jasa-jasa-Nya (Gautama) tiada akhir.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar