Powered by Administrator

Translate

Jumat, 31 Januari 2014

Sūtra tentang Keharuman dari Kebajikan Moralitas

Fo-shuo chieh-tê-hsiang ching 《佛說戒德香經》 (T. № 116) merupakan salah satu versi Gandha Sutta yang diterjemahkan ke bahasa Cina sedikit lebih awal dibandingkan Ekottara Āgama (EĀ), yakni antara tahun ke-6 dan ke-20 era T'ai Yuan 太元 (381–395) dari dinasti Tsin Timur 東晉. Penerjemahnya, T’an-mo-lan 曇無蘭 (*Dharmarakṣa atau *Dharmāraṇya), adalah seorang Tripiṭakācārya dari India. Sebagai sebuah terjemahan independen, adalah sukar untuk memastikan afiliasi mazhab dari teks ini, dan di āgama/nikāya manakah teks ini dikelompokkan dalam kanon kitab suci mazhab yang bersangkutan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain versi dalam EĀ, berbagai versi Gandha Sutta memuat gāthā-gāthā yang kurang lebih berpadanan dengan Dhammapada Pāli 54–57 atau Udānavarga Sanskerta 6:16–19. Sementara versi EĀ tidak memuat bait pertama, dalam Fo-shuo chieh-tê-hsiang ching bait tersebut dipecah menjadi dua. Teks ini juga kekurangan bait yang berpadanan Dhammapada Pāli 56. Sebaliknya, ada satu bait tambahan yang hanya berpadanan dengan Udānavarga Sanskerta 6:20 serta sebuah bait penutup.

Kekhasan teks ini nampak pada pembahasan tentang moralitas yang dikembangkan menjadi sepuluh jalan perbuatan baik (daśa kuśala karmapatha), berbeda dengan versi lain yang hanya mengenaï lima śīla (versi EĀ sebaliknya tidak memberikan pembahasan apa pun). Bagian tersebut barangkali merupakan interpolasi penerjemah seperti yang sering dilakukan dalam terjemahan-terjemahan dini sūtra-sūtra ke bahasa Cina.

Ekottara Agama






《佛說戒德香經》
Sūtra tentang Keharuman dari Kebajikan Moralitas
(T. № 116)






東晉 天竺三藏竺曇無蘭 譯
Diterjemahkan oleh Tripiṭakācārya T’an-mo-lan dari India
pada masa dinasti Tsin Timur






聞如是。
Demikianlah yang telah kudengar:



一時,佛遊舍衛國,祇樹給孤獨園。
Pada suatu ketika Buddha berada di Śrāvastī, di Hutan Jeta di Taman Anāthapiṇḍada.



時,賢者阿難閑居獨思:「世有三香:一曰、根香,二曰、枝香,三曰、華香。是三品香,唯隨風香,不能逆風。寧有雅香,隨風逆風者乎?」
Tatkala itu Bhadanta Ānanda berdiam di tempat yang sunyi dan merenung sendiri: “Di dunia terdapatlah tiga wewangian: (1) wewangian dari akar-akaran, (2) wewangian dari ranting kayu, (3) wewangian dari bunga-bungaan. Ketiga jenis wewangian ini hanya dapat mengikuti arah angin dan tak dapat melawan arah angin. Sungguhkah ada keharuman luhur yang mengikuti arah angin sekaligus melawan arah angin?”



賢者阿難獨處思惟,於義所歸,不知所趣,即從坐起,往詣佛所,稽首足下,前白佛言:「我獨處思惟:『世有三香:一曰、根香,二曰、枝香,三曰、華香。此三品香,唯能隨風,不能逆風。寧有雅香,隨風逆風者乎?』」
Saat seorang diri Bhadanta Ānanda merenung, tanpa mengetahui ke mana maknanya mengarah, maka bangkitlah ia dari tempat duduknya, lalu pergi menuju ke tempat Sang Buddha, bernamaskāra di bawah kaki Beliau¹, dan berkata di hadapan-Nya: “Saat seorang diri saya merenung: ‘Di dunia terdapatlah tiga wewangian: (1) wewangian dari akar-akaran, (2) wewangian dari ranting kayu, (3) wewangian dari bunga-bungaan. Ketiga jenis wewangian ini hanya dapat mengikuti arah angin dan tak dapat melawan arah angin. Sungguhkah ada keharuman luhur yang mengikuti arah angin sekaligus melawan arah angin?’ ”



佛告阿難:「善哉!善哉!誠如汝問,有香真正,隨風逆風。
Buddha bersabda kepada Ānanda: “Bagus! bagus! Sesungguhnyalah sebagaimana pertanyaanmu; terdapat keharuman sejati, yang mengikuti arah angin sekaligus melawan arah angin.”



阿難白佛:「願聞其意。」
Ānanda berkata kepada Buddha: “Kiranya kami dapat mendengar maksudnya².”



佛言:「若於郡國、縣邑、村落,有善男子、善女人,修行十善:身不殺、盜、淫,口不妄言、兩舌、惡口、綺語,意不嫉妒、恚、癡;孝順父母,奉事三寶;仁慈道德,威儀禮節;
Buddha bersabda: “Jikalau dalam sebuah negeri, dalam sebuah kota, dalam sebuah desa terdapat putra atau putri berbudi yang
  • berlatih melaksanakan sepuluh kebaikan (daśakuśala) —
     melalui jasmaninya ia tidak melakukan
     pembunuhan (prāṇātipāta),
     pencurian (adattādāna),
     tindakan asusila (kāma mithyācāra);
    melalui ucapannya ia tidak melakukan
     kedustaan (mr̥ṣāvāda),
     adu-domba (paiśunya vācā),
     perkataan kasar (pāruṣyavācā),
     omong-kosong (saṃbhinna pralāpa);
    melalui pikirannya ia tidak melakukan
     iri hati (abhidhyā),
     kedengkian (vyāpāda), dan
     kebodohan (mithyā dr̥ṣṭi)³
  • berbakti dan taat kepada ayah-ibunya;
  • menjunjung dan melayani Triratna;
  • bercinta-kasih dan mengembangkan kebajikan;
  • menjalankan etiket dan tatakrama;

東方無數沙門、梵志,歌頌其德。
maka para śramaṇa dan brāhmaṇa yang tak terhitung di sebelah timur akan memuji kebajikannya.

南、西、北方,四維、上、下,沙門、梵志,咸歌其德:
Para śramaṇa dan brāhmaṇa di sebelah selatan, barat, dan utara, di empat arah di antaranya, di sebelah atas dan bawah, semuanya akan memuji kebajikannya:

『某郡國土、縣邑、村落,有善男子、善女人,奉行十善,敬事三寶,孝順仁慈,道德恩義,不失禮節!』
‘Di negeri anu, di kota anu, di desa anu terdapat putra atau putri berbudi yang menjunjung dan melaksanakan sepuluh kebaikan; menghormati dan melayani Triratna; berbakti, taat, dan bercinta-kasih; mengembangkan kebajikan dan bermurah-hati dengan adil; tidak melalaikan tatakrama!’

是香名曰隨風逆風,靡不周照。十方宣德,一切蒙賴。」
Keharuman semacam inilah yang disebut mengikuti arah angin sekaligus melawan arah angin, tiada yang tidak diliputinya. Di sepuluh penjuru kebajikannya akan tersiar; semua mendapatkan manfaat daripadanya.”



佛時頌曰:
Pada saat itu Buddha mengucapkan gāthā berikut:

「雖有美香花  不能逆風熏
 不息名栴檀  眾雨一切香
 志性能和雅  爾乃逆風香
 正士名丈夫  普熏于十方
 木蜜及栴檀  青蓮諸雨香
 一切此眾香  戒香最無上
 是等清淨戒  所行無放逸
 不知魔徑路  不見所歸趣
 此道至永安  此道最無上
 所獲斷穢源  降伏絕魔網
 用上佛道堂  昇無窮之慧
 以此宣維義  除去一切弊」

“Bunga yang wangi, walaupun memiliki kecantikan,
tidak dapat mengharumkan berlawanan arah angin.
[Begitu pula dengan] kayu cendana yang kemasyhurannya tak tertandingi,
tanaman vārṣika, atau segala keharuman lainnya.

Tetapi, ia yang berpendirian teguh dan berkelakuan luhur,
keharumannya akan melawan arah angin.
Harumnya nama seorang manusia bajik (satpuruṣa)
akan tersebar sampai ke sepuluh penjuru.

Bunga tagara dan kayu cendana,
teratai biru dan aneka tanaman vārṣika
di antara berbagai jenis keharuman ini,
keharuman moralitaslah yang tertinggi.

Mereka yang yang murni moralitasnya,
yang berkelana tanpa kelengahan,
yang tidak mengenal jalan Māra,
maka takkan ditemukan ke mana mereka akan pergi.

Inilah Jalan yang tenteram nan abadi;
inilah Jalan yang tertinggi.
Mereka yang memperolehnya akan memotong sumber noda,
menaklukkan dan memutuskan jaring Māra.

Berkat hidup sesuai Jalan Kebuddhaan ini,
kebijaksanaan akan meningkat tanpa kekurangan.
Dengan menyiarkan dan mempertahankan maknanya,
segala kecelaan akan tersingkirkan.”



佛告阿難:「是香所布,不礙須彌、山、川、天、地;不礙四種,地、水、火、風;通達八極,上下亦然。無窮之界,咸歌其德。
Buddha bersabda kepada Ānanda: “Di manapun tersebarnya, keharuman demikian takkan terhalangi oleh Sumeru, gunung-gunung, sungai-sungai, langit, dan bumi; takkan terhalangi oleh keempat unsur: tanah, air, api, dan angin; akan menembus ke delapan penjuru, demikian pula ke atas dan ke bawah. Di segenap alam, tanpa terkecuali, kebajikannya akan terpuji.

一身不殺生,世世長壽,其命無橫。
Apabila selama hayat dikandung badan seseorang tidak membunuh makhluk hidup, maka dari kelahiran ke kelahiran ia akan berusia panjang dan bebas dari kematian tidak wajar.

不盜竊者,世世富饒。又不忘遺財寶,常存施為道根。
Apabila seseorang tidak mencuri, maka dari kelahiran ke kelahiran ia akan bergelimang kekayaan. Ia juga takkan lupa menyisihkan hartanya, senantiasa memberikan derma sebagai akar menuju Pencerahan.

不淫泆者,不犯他妻,所在化生蓮華之中。
Apabila seseorang tidak melakukan tindakan asusila, tidak berzinah dengan istri orang lain, maka di mana pun ia berada, ia akan terlahir secara spontan (upapāduka) dalam sekuntum teratai.

不妄言者,口氣香好,言輒信之。
Apabila seseorang tidak berdusta, maka mulutnya akan berbau harum, apa yang dikatakannya akan selalu dipercaya.

不兩舌者,家常和合,無有別離。
Apabila seseorang tidak mengadu-domba, maka keluarganya akan senantiasa harmonis dan tiada perpecahan.

不惡口者,其舌常好,言辭辯通。
Apabila seseorang tidak berkata kasar, maka lidahnya akan senantiasa pétah, ucapannya akan fasih dan lancar.

不綺語者,人聞其言,莫不諮受,宣用為珍。
Apabila seseorang tidak mengomong-kosong, maka sewaktu orang mendengar nasihatnya, tiada yang tidak menerimanya, menyiarkan atau menerapkannya sebagai kata-kata mutiara.

不嫉妒者,世世所生,眾人所敬。
Apabila seseorang tidak mengiri, maka dari kelahiran ke kelahiran semua orang akan menghormatinya.

不瞋恚者,世世端正,人見歡喜。
Apabila seseorang tidak mendengki, maka dari kelahiran ke kelahiran ia akan menjadi rupawan, dan orang-orang akan senang memandangnya.

除愚癡者,所生智慧,靡不諮請。捨于邪見,常住正道。
Apabila seseorang menyingkirkan kebodohan, maka ia akan selalu terlahir bijaksana, dan tiada yang tidak meminta nasihatnya. Ia akan terbebas dari pandangan sesat dan senantiasa berdiam di Jalan yang benar.

從行所得,各自然生。故當棄邪,從其真妙!」
Sesuai dengan yang dilaksanakan, apa yang akan diperoleh masing-masing timbul secara alamiah. Oleh sebab itu, tinggalkanlah kesesatan dan turutilah kebenaran yang luhur!”



佛說如是。時,諸比丘聞之歡喜,作禮而去。
Demikianlah sabda Sang Buddha. Pada saat para bhikṣu mendengarnya, mereka merasa amat bergembira, kemudian memberi hormat dan pergi.






《佛說戒德香經》
Akhir dari Sūtra tentang Keharuman dari Kebajikan Moralitas






CATATAN:

¹ Beberapa edisi Tripiṭaka menambahkan di sini 叉手 berañjali atau 長跪叉手 berlutut dan berañjali.

² Bacaan Tripiṭaka edisi Korea: 願聞其香 kiranya kami dapat mencium keharuman tersebut.

³ Tiga karma pikiran — abhidhyā, vyāpāda, dan mithyā dr̥ṣṭi — dalam bahasa Cina seringkali diterjemahkan secara sederhana menjadi 貪 ‘keserakahan’, 瞋 ‘kebencian’, dan 癡 ‘kebodohan’.
Abhidhyā adalah keinginan secara tamak atas sesuatu lagi dan lagi. Terjemahannya sebagai 貪, meski tidak sepenuhnya salah, menimbulkan kerancuan dengan lobha atau rāga. Dalam teks kita di sini abhidhyā ditafsirkan secara bebas sebagai 嫉妒 ‘iri hati’.
Vyāpāda, yang lebih berarti ‘niat jahat’, adalah kedengkian yang berlebihan karena dendam, cemburu, dsb. Terjemahannya sebagai 瞋 (pada teks kita 瞋恚) juga menimbulkan kerancuan dengan dveṣa.
Mithyā dr̥ṣṭi, bagaimana pun, berarti ‘pandangan sesat’. 癡 (pada teks kita 愚癡) sungguh menimbulkan kerancuan dengan moha. Terjemahan yang lebih tepat dalam bahasa Cina seharusnya adalah 邪見.

Vārṣika dapat berarti ‘sejenis melati hutan’ atau ‘berbagai tanaman yang menghasilkan gubal gaharu’. Tampaknya arti terakhirlah yang lebih dimaksudkan di sini. Baris terakhir bait 1 boleh juga diterjemahkan: vārṣika, atau segala dedupaan lainnya. Juga baris kedua bait 3: teratai biru dan aneka dedupaan vārṣika.

⁵ Bandingkan bait ini dengan Udānavarga Sanskerta 6:20:
Eṣa kṣemagamo mārga
eṣa mārgo viśuddhaye /

pratipannakāḥ prahāsyanti
dhyāyino mārabandhanam //

⁶ Yakni: kematian sebelum waktunya (akālamr̥tyu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar